Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Freelancer - Author, Freelance Script Writer, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Maraknya Fenomena Merasa Benar: Sebab, Dampak dan Cara Menyikapinya

22 Januari 2025   05:49 Diperbarui: 22 Januari 2025   05:49 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maraknya Fenomena Merasa Benar: Sebab, Dampak dan Cara Menyikapinya, Photo by Victor  Moragriega: pexels.com

Pernah merasa benar dan menganggap orang lain selalu salah? Sepertinya ini problem kita semua.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menjumpai orang yang merasa dirinya benar (atau jangan-jangan kita sendiri), meskipun kebenaran tersebut belum tentu sesuai dengan fakta atau kenyataan. 

Fenomena ini bukanlah hal baru dan dapat ditemukan di berbagai konteks, baik dalam perdebatan di media sosial, lingkungan kerja, maupun dalam hubungan keluarga. 

Lalu, apa penyebabnya, dampaknya, dan bagaimana cara menyikapinya?

Penyebab Orang Merasa Benar

  1. Banyak orang merasa benar karena kurangnya pengetahuan atau informasi yang akurat. Dalam era digital, informasi yang tersebar luas tidak semuanya dapat dipercaya. Mengutip dari Journal of Communication, kurangnya kemampuan literasi digital sering kali membuat seseorang terjebak pada informasi yang salah.

  2. Bias kognitif seperti confirmation bias atau bias konfirmasi membuat seseorang cenderung mencari dan mempercayai informasi yang mendukung keyakinannya, sambil mengabaikan informasi yang bertentangan. Dilansir dari Psychology Today, hal ini adalah mekanisme psikologis yang umum terjadi.

  3. Rasa ingin terlihat pintar atau superior sering kali menjadi alasan seseorang bersikeras dengan pendapatnya, bahkan jika itu salah. Ego yang besar bisa menghalangi kemampuan seseorang untuk menerima sudut pandang lain.

  4. Ketidakmampuan untuk melihat sesuatu dari perspektif orang lain juga menjadi penyebab umum. Orang yang kurang empati cenderung merasa bahwa sudut pandangnya adalah yang paling benar.

Contoh Kasus dalam Kehidupan Sehari-hari

  1. Di media sosial, sering kali terjadi perdebatan yang berujung pada saling serang. Misalnya, seseorang menyebarkan informasi tanpa memverifikasi kebenarannya dan bersikeras bahwa informasi tersebut benar.

  2. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
    Lihat Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun