Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Freelancer - Author, Freelance Script Writer, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Peluang Ekonomi Inklusif di Indonesia: Kesempatan dan Solusi untuk Usia Produktif

10 Januari 2025   10:02 Diperbarui: 10 Januari 2025   10:02 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peluang ekonomi Inklusif, Photo by fauxel:pexels.com

Indonesia, sebagai negara dengan populasi besar dan beragam, menghadapi tantangan sekaligus  peluang ekonomi inklusif yang kompleks. 

Peluang ekonomi inklusif menjadi kebutuhan mendesak untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di segala usia, terutama usia produktif. 

Hal ini mencakup kesempatan kerja yang adil, pemberdayaan UMKM digital, dan pengurangan kesenjangan ekonomi antarwilayah. Dengan mengedepankan inklusivitas, Indonesia dapat menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih berkelanjutan dan merata.

Kesempatan Kerja untuk Semua

Kesempatan kerja yang inklusif adalah pondasi utama dalam membangun ekonomi yang kuat. 

Dilansir dari Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2024 mencapai 5,4%. 

Angka ini menunjukkan kebutuhan mendesak untuk menciptakan lapangan kerja baru, terutama di sektor yang relevan dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan lokal. 

Generasi muda membutuhkan pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan mereka, seperti dalam sektor teknologi informasi, kreatif, dan digital. 

Sementara itu, masyarakat dewasa memerlukan program pelatihan ulang (reskilling) untuk meningkatkan kompetensi mereka.

Program seperti Digital Talent Scholarship yang diluncurkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika merupakan contoh inisiatif pemerintah untuk menjawab tantangan ini. 

Mengutip dari laporan World Bank, program pelatihan semacam ini dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja hingga 20%.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun