Indonesia, sebagai negara dengan populasi besar dan beragam, menghadapi tantangan sekaligus  peluang ekonomi inklusif yang kompleks.Â
Peluang ekonomi inklusif menjadi kebutuhan mendesak untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di segala usia, terutama usia produktif.Â
Hal ini mencakup kesempatan kerja yang adil, pemberdayaan UMKM digital, dan pengurangan kesenjangan ekonomi antarwilayah. Dengan mengedepankan inklusivitas, Indonesia dapat menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih berkelanjutan dan merata.
Kesempatan Kerja untuk Semua
Kesempatan kerja yang inklusif adalah pondasi utama dalam membangun ekonomi yang kuat.Â
Dilansir dari Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2024 mencapai 5,4%.Â
Angka ini menunjukkan kebutuhan mendesak untuk menciptakan lapangan kerja baru, terutama di sektor yang relevan dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan lokal.Â
Generasi muda membutuhkan pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan mereka, seperti dalam sektor teknologi informasi, kreatif, dan digital.Â
Sementara itu, masyarakat dewasa memerlukan program pelatihan ulang (reskilling) untuk meningkatkan kompetensi mereka.
Program seperti Digital Talent Scholarship yang diluncurkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika merupakan contoh inisiatif pemerintah untuk menjawab tantangan ini.Â
Mengutip dari laporan World Bank, program pelatihan semacam ini dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja hingga 20%.