pernapasan yang dipicu oleh Human Metapneumovirus (HMPV).Â
China tengah menghadapi lonjakan kasus infeksi saluranVirus HMPV ini, yang pertama kali diidentifikasi pada tahun 2001, menjadi perhatian utama setelah laporan peningkatan infeksi, terutama di kalangan anak-anak dan lansia.Â
HMPV diketahui dapat menyebabkan gejala ringan hingga berat, seperti batuk, demam, pilek, dan dalam beberapa kasus, bronkitis atau pneumonia.
Dilansir dari Reuters (27 Desember 2024), pemerintah China telah memperketat pemantauan terhadap penyakit pernapasan, termasuk HMPV, dengan meluncurkan sistem deteksi untuk kasus pneumonia yang tidak diketahui asalnya.Â
Langkah ini dianggap penting mengingat meningkatnya laporan pasien dengan gejala pernapasan yang memenuhi rumah sakit di berbagai wilayah, terutama bagian utara China.
Selain HMPV, beberapa patogen lain seperti rhinovirus dan Mycoplasma pneumoniae juga dilaporkan mengalami lonjakan kasus. Kondisi ini memberikan tekanan tambahan pada sistem kesehatan yang sudah terbebani.Â
Meskipun demikian, hingga saat ini belum ada pernyataan resmi dari pemerintah China maupun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengenai status darurat wabah ini.
HMPV adalah virus yang menyebar melalui kontak langsung dengan sekresi pernapasan, seperti batuk atau bersin, atau melalui permukaan yang terkontaminasi.Â
Dilansir dari Business Standard (3 Januari 2025), para ahli menyebutkan bahwa belum tersedia vaksin atau obat khusus untuk menangani virus ini.Â
Pengobatan biasanya bersifat suportif, yakni mengurangi gejala dan memastikan pasien mendapatkan istirahat serta hidrasi yang cukup.
Peningkatan infeksi ini juga dikaitkan dengan perubahan pola interaksi sosial pasca-pandemi COVID-19. Selama pembatasan sosial, penyebaran banyak virus pernapasan, termasuk HMPV, menurun.Â