Sekelebat pikiran menghampiri saya hingga akhirnya ingin menulis kembali tentang si Angsa Hitam, namun kali ini dalam bentuk artikel, setelah beberapa tahun lalu saya menulisnya menjadi cerpen yang kemudian dijadikan buku antologi.
Dan apa kira-kira yang akan terlintas di pikiran Anda ketika mendengar istilah "Teori Angsa Hitam"? Mungkinkah kita membayangkan sesuatu yang langka, misterius, dan penuh kejutan.Â
Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Nassim Nicholas Taleb, seorang pemikir brilian yang juga seorang penulis dan pakar keuangan, melalui bukunya The Black Swan: The Impact of the Highly Improbable (2007).Â
Dalam buku ini, Taleb menyajikan "Angsa Hitam" sebagai metafora untuk peristiwa langka yang memiliki dampak besar tetapi sering kali luput dari prediksi kita.
Apa sebenarnya si "Angsa Hitam" ini?
Sebelum ditemukan di Australia pada abad ke-17, angsa hitam dianggap tidak ada. Saat itu, kepercayaan umum di Eropa menyatakan bahwa semua angsa pasti berwarna putih.Â
Namun, penemuan angsa hitam menjadi bukti bahwa keyakinan kita bisa saja salah. Taleb memanfaatkan kisah ini untuk menjelaskan bagaimana kita sering terjebak dalam pola pikir sempit yang membuat tidak siap menghadapi kejadian besar dan tak terduga.
Apa Itu Peristiwa Angsa Hitam?
Menurut Taleb, ada tiga karakter utama yang mendefinisikan peristiwa Angsa Hitam:
1. Langka: Peristiwa ini tidak masuk dalam perkiraan atau data historis.
2. Berdampak Besar: Ketika terjadi, dampaknya sangat luas dan signifikan.