Artificial Intelligence (AI) adalah sebuah teknologi yang memberikan kemampuan untuk berpikir dan belajar dengan komputer, rasanya ini pasti disepakati oleh Jensen Huang.
Jensen Huang adalah seseorang dengan latar belakang insinyur elektro yang berusia 61 tahun dan kini menjadi CEO Nvidia, perusahaan cip yang nilainya belum lama ini melonjak melampaui US$3 triliun (Rp49.149 triliun).
Dilansir dari bbc.com, Nvidia dikatakan sempat menyalip Apple sebagai perusahaan paling bernilai kedua di dunia. Padahal delapan tahun lalu, sahamnya bernilai kurang dari satu persen harga saat ini.
Huang hadir di acara Indonesia AI Day 2024 yang diadakan oleh operator telekomunikasi seluler Indosat Ooredoo Hutchison, Kamis (14/11/2024), di Jakarta.
Dan yang menarik adalah ketika ia bersama timnya jajan "street food" di sekitaran Blok M sekaligus juga melakukan wawancara di sana bersama Najwa Shihab.
Obrolan "daging" sambil memakan "daging" sate dan Gulai Tikungan (gultik) itu terekam di kanal Youtube Najwa Shihan dan tayang pada tanggal 26 November 2024.
Sebelum mengulas obrolan selama 23 menit 21 detik itu, saya pun teringat dengan obrolan bersama kawan-kawan di dalam berbagai kesempatan mengenai AI ini sendiri.
Ada semacam ketakutan yang berawal dari sebuah ke khawatiran besar terhadap AI karena dianggap "mengancam" dan bisa menggeser begitu banyak profesi di masa depan.
Benarkah?
Dan rupanya, Najwa pun mengarahkan pertanyaan demi pertanyaannya ke arah jawaban yang dinantikan banyak orang, terutama para seniman dan kreator di Indonesia.
Untuk yang berpikiran terbuka, ini bukanlah ancaman. Begitupun seharusnya untuk mereka yang belum terlalu memahami, belajar dan coba menggunakan AI akan memberikan jawaban apakah segala ke khawatirannya akan terbukti.