Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Freelancer - Author, Freelance Script Writer, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Jensen Huang: Jadilah Manusia Super dengan AI, Bukan Sebaliknya

28 November 2024   13:04 Diperbarui: 28 November 2024   13:07 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar Channel Youtube Mata Najwa

Artificial Intelligence (AI) adalah sebuah teknologi yang memberikan kemampuan untuk berpikir dan belajar dengan komputer, rasanya ini pasti disepakati oleh Jensen Huang.

Jensen Huang adalah seseorang dengan latar belakang insinyur elektro yang berusia 61 tahun dan kini menjadi CEO Nvidia, perusahaan cip yang nilainya belum lama ini melonjak melampaui US$3 triliun (Rp49.149 triliun).

Dilansir dari bbc.com, Nvidia dikatakan sempat menyalip Apple sebagai perusahaan paling bernilai kedua di dunia. Padahal delapan tahun lalu, sahamnya bernilai kurang dari satu persen harga saat ini.

Huang hadir di acara Indonesia AI Day 2024 yang diadakan oleh operator telekomunikasi seluler Indosat Ooredoo Hutchison, Kamis (14/11/2024), di Jakarta.

Dan yang menarik adalah ketika ia bersama timnya jajan "street food" di sekitaran Blok M sekaligus juga melakukan wawancara di sana bersama Najwa Shihab.

Obrolan "daging" sambil memakan "daging" sate dan Gulai Tikungan (gultik) itu terekam di kanal Youtube Najwa Shihan dan tayang pada tanggal 26 November 2024.

Sebelum mengulas obrolan selama 23 menit 21 detik itu, saya pun teringat dengan obrolan bersama kawan-kawan di dalam berbagai kesempatan mengenai AI ini sendiri.

Ada semacam ketakutan yang berawal dari sebuah ke khawatiran besar terhadap AI karena dianggap "mengancam" dan bisa menggeser begitu banyak profesi di masa depan.

Benarkah?

Dan rupanya, Najwa pun mengarahkan pertanyaan demi pertanyaannya ke arah jawaban yang dinantikan banyak orang, terutama para seniman dan kreator di Indonesia.

Untuk yang berpikiran terbuka, ini bukanlah ancaman. Begitupun seharusnya untuk mereka yang belum terlalu memahami, belajar dan coba menggunakan AI akan memberikan jawaban apakah segala ke khawatirannya akan terbukti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun