Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Freelancer - Author, Freelance Script Writer, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Untuk Apa Ribut Terus? Mari Berdamai dengan Diri Sendiri

6 November 2024   07:15 Diperbarui: 6 November 2024   07:28 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Alireza  Heidarpour : https://www.pexels.com/photo/traditional-samurai-ritual-with-sword-and-hat-29145666/ 

Orang bijak pernah berkata, mereka yang kuat adalah ketika mampu berdamai dengan diri sendiri, bukannya orang yang hebat dalam berdebat dan berkelahi.

Berdamai dengan diri sendiri sepertinya adalah jargon yang mudah dan indah untuk diucapkan, namun sulit untuk diterapkan. benarkah?

Untuk mereka yang saat ini masih bergelut dengan pikiran di dalam dirinya, menyebut kata berdamai tentulah sulit, karena biasanya kita di kala seperti itu malah asyik mencari segala pembenaran.

Ke sana ke mari curhat, bukan untuk mencari kebenaran karena di kepalanya sudah berbekal aneka pembenaran. Jadi curhatnya hanya untuk mencocokkan serta validasi atas segala pembenaran di dalam pikirannya tersebut.

Dilansir dari greatmind.id, otak manusia adalah salah satu 'pabrik' yang paling produktif. Dalam satu hari, kita bisa menghasilkan 50.000 hingga 70.000 buah pikiran. Gila kan?

Bayangkan jika itu dikembangkan dan dijadikan tulisan maka bisa jadi buku yang tebal, bukan? 

Sayangnya pikiran kita tidak se-linier itu karena dari sekian banyak buah pikiran tadi keluar secara random atau acak. Dan inilah yang akan membuat kita seperti orang yang "sibuk".

Overthinking, istilahnya. Terlihat diam secara fisik, padahal pikirannya berisik sekali bahkan sudah mulai "bertempur" satu sama lain. 

Tak heran mereka yang berada dalam kondisi demikian kerap akan merasakan kelelahan baik secara fisik maupun mental. Pikirannya benar-benar membuat lelah.

Pikiran manusia terdiri dari dua bagian, yaitu pikiran sadar dan pikiran bawah sadar:

  • Pikiran sadar: Hanya memiliki pengaruh 12% terhadap perilaku manusia.
  • Pikiran bawah sadar: Lebih banyak mempengaruhi perilaku manusia, yaitu sekitar 88%. Pikiran bawah sadar merupakan proses mental yang berfungsi secara otomatis sehingga sulit untuk dikendalikan secara sengaja.

Itulah yang membuat kita lelah, karena dominasi pikiran manusia itu berada di alam bawah sadarnya. Karena namanya bawah sadar, maka seringkali tidak bisa dikendalikan secara sadar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun