"Repot amat, mau bikin film pendek aja pake riset segala?" ungkap salah seorang peserta workshop saya saat itu.
Pertanyaan itu saya dapati ketika sedang menyampaikan materi untuk pelatihan membuat film pendek di Rumah Siap Kerja beberapa tahun lalu.
Secara singkat saya jelaskan ke mereka, bahwa sebenarnya bukan saja untuk film pendek, film apapun sebaiknya dimulai dengan sebuah riset.
Banyak anggapan bahwa riset itu sulit dilakukan dan tidak perlu dikerjakan dalam menulis skenario. Jika ada yang beranggapan seperti itu, bagi saya, hal itu adalah tidak tepat. Meskipun itu hak setiap orang untuk mengemukakan pendapatnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Riset adalah penyelidikan (penelitian) suatu masalah secara bersistem, kritis, dan ilmiah untuk meningkatkan pengetahuan serta pengertian, mendapatkan fakta yang baru, atau melakukan penafsiran yang lebih baik.
Berikut ini adalah beberapa referensi mengenai definisi Riset menurut para ahli, antara lain:
"Riset ilmiah adalah sistematik, terkontrol secara empiris dan investigasi kritis terhadap dalil mengenai dugaan hubungan antar berbagai fenomena." (Kerlinger, 1986)
"Riset adalah investigasi sistematik untuk menemukan jawaban dari sebuah permasalahan." (Burns, 1994)
"Riset adalah mengirimkan sebuah isu atau pertanyaan serta menjawab sebuah pertanyaan atau memecahkan masalah." (Hopkins WG, 2002)
Dan pada dasarnya riset dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu:
- Basic research/penelitian dasar mengembangkan suatu teori atau konsep dalam bidang tertentu, dan
- Applied research/penelitian terapan berkaitan dengan suatu penerapan teori untuk mendapatkan perbandingan, hasil kinerja atau menghasilkan suatu produk yang membantu manusia.