Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Freelancer - Author, Freelance Script Writer, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

OJK: Bijaklah Gunakan Paylater! Terutama untuk Generasi Muda

7 Oktober 2024   13:56 Diperbarui: 7 Oktober 2024   15:49 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Ahmed : https://www.pexels.com/photo/notes-on-calendar-19905187/ 

"Mau belanja atau butuh sesuatu tapi tak punya uang, pakai saja Paylater, mudah dan simpel!"

Mungkin seperti itu penawaran atau copywriting dari perusahaan Paylater yang pada akhirnya membuat banyak orang tergiur. Enak bukan, tak punya uang tapi bisa beli ini-itu?

Paylater adalah sistem pembayaran yang ditunda, artinya kita bisa membeli barang tanpa harus membayar langsung tapi sebagai gantinya kita harus membayar tiap bulan beserta bunganya.

Di zaman yang dianggap sulit dan penuh dengan ketidakpastian sehingga berimbas pada perekonomian keluarga, tentu ini merupakan solusi indah dan dianggap tepat.

Bahkan dari yang awalnya hanya menjadi sebuah kebutuhan, fungsinya mulai bergeser pada gaya hidup. Mau beli sesuatu tidak terlalu butuh demi sebuah tren atau sekadar bergaya, maka berhutang dengan paylater pun rela dilakukan.

Banyak yang belum disadari oleh penggunanya, bahwa efek menggunakannya bisa seperti seseorang yang kecanduan. 

Lho kok bisa? Ya jelas bisa dong..

Semuanya bisa terjadi karena kemudahan dalam transaksinya, kebiasaan mengklik setuju tanpa membaca secara detail konsekuensi bunga dan denda keterlambatan demi keinginan yang terpenuhi, apapun akan segera dilakukan bukan?

Padahal hal itu sudah dijelaskan dalam persyaratan saat mengajukan paylater, hingga akhirnya menimbulkan gaya hidup konsumtif masyarakat yang tinggi.

Dilansir dari siaran pers Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bernomor SP -146/GKPB/OJK/X/2024, mereka berupaya meningkatkan wawasan untuk generasi muda agar lebih cerdas dalam berinvestasi.

Karena bisa jadi, perilaku menggunakan paylater juga bukan sekadar untuk yang bersifat konsumtif serta gaya-gayaan, tapi juga ada yang menggukanannya sebagai sebuah investasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun