Riot Games memperkuat upayanya untuk mengatasi perilaku pemain toxic di Valorant. Pihaknya mulai menerapkan kebijakan serta metode untuk menghadapi para pemain tersebut. Tujuan dari perubahan ini untuk membuat komunitas pemain tetap aman dan nyaman.
Pemain toxic telah menjadi masalah yang sering didapati di banyak game online kompetitif. League of Legends, Apex Legends, Overwatch, dan Call of Duty juga sering menghadapi kasus ini, terutama jika populartiasnya yang sudah sangat besar. Setiap pengembang sudah berupaya untuk mengatasi perilaku toxic dari pemain.
Valorant Terap Kebijakan Baru demi Tangkis Pemain Toxic
Melalui video dev update bertajuk Keeping Our Community Healthy, Anna Donlon selaku ketua studio Valorant mengaku setiap hukuman yang ada tidak cukup untuk membuat para pemain toxic jera secara efisien. Ia mengaku berbagai perilaku toxic seperti pecehan sering menjadi masalah terbesar, terutama semenjak adanya voice chat.
"Terlalu sering seseorang mengalami perlakuan buruk merupakan ancaman bagi kami untuk memahami lebih baik tentang celah sistem dan proses kami, dan inilah yang kami sedang alami dan Atasi sekarang," kata Donlon.
Ia menjelaskan besarnya komunitas pemain global Valorant menunjukkan tantangan unik yang besar dan berubah-ubah. Meski begitu, pihaknya tengah mengerjakan sistem dan teknologi untuk mengatasi perilaku buruk tersebut.
Lima Perubahan yang Akan Diterapkan
Donlon menjelaskan terdapat setidaknya lima perubahan. Pertama, pihaknya aka memperbaharui kebijakan untuk berfokus pada hukuman lebih cepat dan kuat atas perilaku buruk dalam 30 hari. Perilaku buruk tersebut seperti pelecehan, ujaran kebencian, dan ancaman kekerasan.
Kedua, Riot akan menerapkan hardware ban sebagai salah satu hukuman baru untuk pemain yang melakukan pelanggaran di Valorant. Selanjutnya, mereka akan memberi dukungan kebijakan tersebut tambahan dengan melakukan kajian manual.
Kemudian, tim pengambang akan mengeluarkan Riot Voice Evaluation di beberapa negara lain. Sistem ini baru tersedia sebagai beta dalam bahasa Inggris di Amerika Utara. Terakhir, Riot akan mengkaji pemain dengan perilaku toxic banyak yang diduga melakukan pelanggaran dan menjatuhkan hukuman selayaknya.