Mohon tunggu...
Dimas Dzaki
Dimas Dzaki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Dimas Syahrul Dzaki (299) & Ovillio Alpha Hakim (304) _ Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Sponsor Alkohol Pada Konten YouTube Terhadap Perilaku Konsumsi Alkohol pada Remaja

5 Desember 2024   00:32 Diperbarui: 5 Desember 2024   01:12 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.youtube.com/watch?app=desktop&v=M5AcxnFrgqc

Dikutip dari Patricia G. Lange dalam jurnalnya berjudul "Publicly Private and Privately Public: Social Networking on YouTube", YouTube merupakan platform media sosial berbasis video yang memungkinkan pengguna untuk berbagi pengalaman, mengekspresikan identitas, dan berinteraksi secara publik maupun privat melalui konten video.

YouTube sebagai platform sosial berperan besar dalam membentuk norma dan perilaku, termasuk yang berhubungan dengan konsumsi alkohol. Dalam artikel ini, kita akan melihat bagaimana sponsor alkohol di YouTube mempengaruhi remaja melalui pendekatan teori konstruksi sosial. Dalam konteks kenakalan remaja, YouTube dapat berperan sebagai media yang mempengaruhi perilaku remaja, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh ini bisa terjadi melalui beberapa cara, seperti konten yang menampilkan iklan alkohol dan pengaruh influencer yang mengiklankan alkohol.

Dalam gambar tersebut, video YouTube secara jelas menyoroti merk sebuah alkohol, yang merupakan sponsor di Formula 1 (F1). Ini adalah contoh nyata bagaimana merek alkohol menggunakan sponsorship di industri populer seperti olahraga untuk mempromosikan produk mereka. Ketika merek-merek ini muncul dalam konten YouTube, mereka tidak hanya menarik perhatian penonton dewasa tetapi juga audiens remaja yang menyukai olahraga seperti F1.

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 mengungkapkan umur mulai minum alkohol terutama pada usia 15-19 tahun pada pria sebesar 70 persen dan wanita 58 persen. Persentase tinggi pria dan wanita yang memulai konsumsi alkohol pada usia remaja (15-19 tahun) mencerminkan krisis perilaku konsumtif di kalangan remaja. Masa remaja adalah masa di mana seseorang berada dalam tahap eksplorasi, mencari identitas, dan mudah terpengaruh oleh lingkungan sosial dan media. Pada rentang usia ini, remaja cenderung lebih rentan terhadap tekanan sosial dari teman sebaya serta pengaruh dari tren yang mereka lihat di media.

Judul video, "Drinking EVERY F1 Alcohol Sponsor In One Day", menargetkan audiens dengan cara yang ringan dan menghibur. Pendekatan ini cenderung menarik minat remaja yang sering mencari konten lucu atau menantang di YouTube. Video seperti ini membingkai konsumsi alkohol dalam konteks yang terlihat menyenangkan dan menarik. Remaja sering kali mengidolakan gaya hidup yang ditampilkan dalam konten seperti ini, di mana alkohol diasosiasikan dengan keseruan, kebebasan, dan keberanian untuk mencoba hal baru.

Penerapan teori konstruksi sosial dari Peter L. Berger dan Thomas Luckmann menyatakan bahwa realitas sosial dibentuk melalui proses interaksi sosial, di mana individu dan kelompok bersama-sama membangun makna tentang dunia di sekitar mereka. Sponsor alkohol pada konten YouTube dapat dilihat sebagai bagian dari proses konstruksi sosial yang mempengaruhi cara remaja memahami dan menginternalisasi norma-norma terkait konsumsi alkohol (Berger, P. L., & Luckmann, T. 1966). Kalau teori ini dikaitkan dengan kebiasaan remaja yang mulai minum alkohol, ada 3 tahap nih:

  1. Eksternalisasi, Dalam video tersebut, merek alkohol ditampilkan sebagai bagian dari gaya hidup mewah dan hiburan yang terkait dengan olahraga prestisius seperti Formula 1. Video dengan format seperti ini sering menciptakan persepsi bahwa konsumsi alkohol adalah bagian dari pengalaman seru dan eksklusif. Proses eksternalisasi melibatkan penciptaan realitas sosial oleh individu atau kelompok. Dalam konteks sponsor alkohol pada YouTube, merek alkohol bekerja sama dengan pembuat konten untuk menciptakan narasi tertentu. Proses ini menggambarkan konsumsi alkohol sebagai simbol status atau gaya hidup modern, yang secara tidak langsung menciptakan norma baru tentang konsumsi alkohol di kalangan audiens muda.

  2. Objektivasi, dengan menampilkan merek-merek besar seperti Jac* Danie** dalam konteks sponsor Formula 1, video ini secara tidak langsung membangun persepsi bahwa alkohol adalah bagian normal dari gaya hidup. Audiens, terutama remaja yang melihat video ini, dapat mulai menganggap konsumsi alkohol sebagai sesuatu yang biasa dan bahkan "keren."

  3. Internalisasi, proses terakhir, ketika remaja yang menonton video ini mungkin terpengaruh untuk meniru perilaku tersebut, baik karena ingin terlihat keren, mengikuti tren, atau sekadar penasaran mencoba. Video ini juga memberikan kesan bahwa mengkonsumsi berbagai merek alkohol adalah pengalaman yang patut dicoba.

Hal ini menggambarkan bagaimana konten YouTube dapat menyajikan alkohol dalam kemasan yang terlihat seru dan santai, seperti "tantangan" meminum semua sponsor alkohol di F1. Remaja yang melihat video ini mungkin merasa terdorong untuk mencoba melakukan hal yang sama karena efek FOMO (fear of missing out) atau pengaruh sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun