Menjelang tahun baru islam kali ini situasi dan kondisi sama seperti tahun sebelumnya masih dalam keadaan pandemic Covid19. Pemerintah menerapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) disejumlah daerah di Indonesia. Kegiatan yang bersifat non-esensial tidak diperkenankan untuk diselenggarakan dengan alasan untuk menghindari kerumunan orang yang berpotensi menjadi sumber penyebaran Covid19.
Keprihatinan yang melanda masyarakat saat ini patut disikapi melalui kebijakan yang seimbang berupa pemberian perhatian yang layak guna keberlangsungan hidup mereka. Belakangan ini terlihat kegiatan sosial oleh banyak pihak, negara pun hadir turut serta dalam bentuk bantuan tunai, kegiatan suntik vaksin, penyaluran sembako, penyemprotan disinfektan dan lain sebagainya. Publik berharap kepada Pemerintah selaku leading-sector dalam penyelenggaraan berbangsa dan bernegara untuk terus fokus mencari jalan terbaik keluar dari permasalahan yang berkepanjangan ini.
Kalangan kawula muda cukup aktif dalam kegiatan pro-sosial membantu masyarakat yang terdampak Covid19. Seperti yang dilakukan pleh Ali seorang PNS muda. Setiap akhir pekan dirinya rutin melakukan pemberian bantuan kepada para mustahik. Ali mendatangi penderita kanker,tumor, covid19 dan lain sebagainya tujuannya sekedar meringankan beban yang dideritanya. Untuk membuktikan keseriusannya Ali membentuk organisasi sosial bernama Gerakan Indonesia Berbagi (Gerigi).
Irhan seorang kawula muda yang tinggal di Menes Pandeglang, dirinya bersama dengan sejumlah teman membuat Gerakan Jumat Berkah (GJB). Setiap ba'da jumat GJB masuk ke pelosok Pandeglang-Lebak dalam rangka membagikan makanan dan peralatan ibadah kepada mereka yang membutuhkan. Aktifitas Irhan semakin mendapatkan dukungan dari sejumlah pihak baik pemerintah, lembaga atau perorangan. Kini organisasinya bernama Banten Peduli Umat (BPU) yang sudah berbadan hukum sehingga sudah syah secara administrasi negara. Penulis dengan unsur aparat pemerintah lainnya turut serta dalam aktifitas group Whatsapp BPU melakukan diskusi virtual guna kemaslahatan bersama.
Dini adalah seorang ibu muda yang bekerja pada kantor pemerintahan di Propinsi Banten. Ia merasa terpanggil untuk peduli terhadap sesama.Setiap minggu Dini rutin berkeliling wilayah Serang dalam rangka membagikan makanan kepada para mustahik . Kegiatan serupa juga dilakukan oleh Anugerah Sejati,disela kesibukannya sebagai seorang Pembimbing Kemasyarakatan dirinya selalu menyempatkan diri mendatangi pondok pesantren untuk memberikan bantuan.
Penulis bersama Baskoro, Sandi dan Arif melakukan pengurusan jenazah beberapa orang teman yang terpapar covid19. Kami mendampingi keluarga almarhum saat proses pemandian jenazah yang dilakukan kamar jenazah. Perbuatan tersebut memang beresiko namun kami ingin memberikan penghormatan terakhir kepada almahum yang akan pergi untuk selama-lamanya.
Kemudian ada juga kelompok relawan muda yang bergerak dibidang penyediaan mobil ambulance gratis,selama 24 jam mereka bersiap menunggu permintaan bantuan dari pihak yang membutuhkan. Disaat mobil ambulance pemerintah yang sedang sibuk melayani masyarakat, keberadaan relawan ini sangatlah membantu.
Tidak sedikit pasien covid19 yang membutuhkan plasma konvalesen, para penyintas covid19 tergerak untuk membantunya. Para ahli berpendapat bahwa manfaat plasma konvalesen guna menambah imun penderita. Potensi kesembuhan pasien akan semakin cepat jika tubuhnya mendapatkan asupan plasma konvalesen. Masih banyak lagi kegiatan mulia yang dilakukan oleh anak bangsa. Dengan demikian melalui momentum Tahun Baru Islam ini, para kawula muda sejatinya hijrah diri kearah yang lebih maslahat.
Bersikap hijrah di bulan Muharram dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketakwaan diceritakan dalam sejumlah riwayat, disebutkan bahwa keutamaan bulan Muharram diantaranya melakukan puasa sunnah, dalilnya “sebaik-baik puasa setelah Ramadhan adalah (puasa) di bulan Allah (bulan) Muharram.” (HR. Muslim no. 1982). Melaksanakan puasa As-syuro, dalilnya “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah, kemudian beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari As-syuro. Beliau bertanya :”apa ini?”, mereka menjawab :”sebuah hari yang baik, ini adalah hari dimana Allah menyelamatkan bani Israil dari musuh mereka, maka Musa berpuasa pada hari itu sebagai wujud syukur. Maka beliau Rasulullah menjawab :”Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian (Yahudi), maka kami akan berpuasa pada hari itu sebagai bentuk pengagungan kami terhadap hari itu (HR. Bukhari). Ada ulama yang berpendapat agar tidak menyerupai orang Yahudi maka berpuasa pada hari sebelumnya, dalilnya ”Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpuasa Asyuro’, dan memerintahkan sahabat untuk berpuasa, mereka berkata:’Wahai Rasulullah, itu adalah hari yang diagungkan oleh orang Yahudi dan Nasrani’ Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:’Apabila kita berjumpa dengan tahun depan Insya Allah kita akan berpuasa di tanggal sembilan.’ Ibnu ‘Abbas berkata:’Maka tidak datang tahun depan hingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam wafat.’”(HR.Muslim : 1134)
Setelah bulan Muharam masih ada sebelas bulan dalam kalender Hijriyah. Semua bulan memiliki kebaikan yang membawa kemaslahatan bagi Umat. Jika ada perilaku sosial yang berharap pada setiap momentum pergantian tahun baru masehi, maka kita sebagai umat Islam sangat bisa untuk lebih dari berharap pada momentum pergantian tahun baru Islam dengan cara berdo’a kepada Allah yang maha pengasih dan penyayang yang maha tahu akan hari esok.
Marilah kita menjadi milenial islami yang produktif bermanfaat bagi diri sendiri, agama, bangsa dan negara. (Selesai)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H