Pentingkah untuk remaja?
Fase remaja merupakan salah satu fase yang amat penting sekaligus amat rentan pada manusia. Pada fase ini, terjadi peralihan dari fase anak-anak menuju fase remaja baik secara fisik maupun secara psikis Fase remaja juga merupakan tahap perkembangan identity versus identity confusion atau pencarian jati diri. Pada masa ini, remaja mencoba mencari jawaban dari pertanyaan "siapakah saya?" Mereka mulai membentuk suatu gambaran mengenai dirinya (misalnya saya tinggi atau pendek), peran-peran (misalnya sebagai anak, cucu, teman, atau pacar), minat (missalnya saya hobi menggambar atau mendengarkan musik), hingga nilai dan keyakinan. Gambaran global tentang diri remaja ini sering disebut dengan konsep diri. Di dalam konsep diri terdapat juga gambaran global mengenai penampilan dan bentuk tubuh atau body image.
Mengapa remaja seringkali terlihat memperhatikan penampilan mereka? Salah satu alasan ialah karena mereka berusaha untuk bisa cocok dengan kelompok mereka, agar mereka diterima di kelompok yang mereka inginkan. Selain berusaha masuk dalam satu kelompok, remaja juga berusaha untuk menampilkan keunikan dari dirinya agar berbeda dari kelompoknya sehingga mereka seringkali menghabiskan waktunya untuk bereksplorasi mencari gaya yang unik untuk ditampilkan. Selain itu, remaja juga punya cara berpikir yang khas, yaitu egocentrism (kecenderungan berpikir bahwa dirinya merupakan pusat perhatian orang orang di sekelilingnya). Oleh karena itu, mereka pun semakin memperhatikan penampilannya karena mereka berpikir bahwa penampilan mereka sangat dinilai oleh orang lain meskipun tidak selalu demikian. Pada fase remaja, seseorang juga mulai mengembangkan harga diri (self esteem) atau sejauh mana mereka menghargai dan merasa nyaman dengan diri sendiri. Harga diri ini berkembang dengan cara yang unik untuk masing-masing orang. Biasanya, harga diri yang terbentuk akan cenderung menetap sepanjang masa remaja dan terbawa hingga dewasa. Misalnya, seorang remaja yang merasa dirinya menarik sehingga bisa menerima diri dan penampilan fisik apa adanya cenderung menilai diri secara positif hingga dewasa. Oleh karena itulah, pembentukan harga diri atau self esteem pada remaja menjadi sangat penting.
dalam membentuk body esteem maka seseorang akan lebih banyak mengandalkan penilaiannya yang subyektif dibandingkan dengan penilaian yang lebih obyektif seperti misalnya proporsi berat badan dan tinggi badan yang sebenarnya. Selanjutnya body esteem yang sudah terbentuk ini akan berkontribusi terhadap pembentukan harga diri secara keseluruhan. Oleh karena itu, bila seseorang sangat tidak puas dengan keadaan tubuhnya sehingga ia memiliki body esteem yang rendah, maka harga diri individu yang bersangkutan juga akan menjadi rendah.
Hendaknya remaja yang telah memiliki self-esteem positif tetap mempertahankannya dan melatih untuk berlaku asertif dengan cara menjalin relasi dengan orang lain, berdiskusi dengan orang yang lebih berpengalaman serta melatih keberanian untuk berbicara secara jujur dengan tepat tanpa merasa takut, hal inI dilakukan agar remaja dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya serta dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya.
Langkah apa saja untuk membentuk self love?
- Membangun self esteem
dengan cara melakukan hal -- hal yang terhormat seperti contohnya kamu memiliki value bahwa tanggung jawab merupakan hal yang sangat penting. Oleh karena itu, kamu melakukan semua kewajiban dengan penuh tanggung jawab.
- Menerima diri sendiri
Mulai dari bagian yang kamu sukai hingga kamu kurang sukai. Tidak ada salahnya untuk menerima semua bagian yang kamu miliki.
- Penguatan sendiri
Secara sadar maupun tidak sadar kita jarang memberi afirmasi atau penguatan diri sendiri. Seperti "aku sangat bagus hari ini". Hal ini perlu dilakukan agar kamu dapat memandang diri kamu dari sisi yang lebih positif dan merasa berharga.
- Terhubung dengan orang lain
Bagaimanapun, kita merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Kamu dapat meningkatkan self love dengan cara berhubungan dengan orang -- orang yang menerima kamu apa adanya sekaligus membuat kamu terus berkembang.
dalam membentuk body esteem maka seseorang akan lebih banyak mengandalkan penilaiannya yang subyektif dibandingkan dengan penilaian yang lebih obyektif seperti misalnya proporsi berat badan dan tinggi badan yang sebenarnya. Selanjutnya body esteem yang sudah terbentuk ini akan berkontribusi terhadap pembentukan harga diri secara keseluruhan. Oleh karena itu, bila seseorang sangat tidak puas dengan keadaan tubuhnya sehingga ia memiliki body esteem yang rendah, maka harga diri individu yang bersangkutan juga akan menjadi rendah.