Mohon tunggu...
DIMASDANDI PUTRAUTAMA
DIMASDANDI PUTRAUTAMA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Senang mempelajari hal baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Kelas IV Sekolah Dasar

28 September 2024   21:03 Diperbarui: 28 September 2024   21:27 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan adalah suatu proses yang sistematis dan terstruktur untuk mengembangkan kemampuan, pengetahuan, dan nilai-nilai pada individu sehingga mereka dapat berpartisipasi aktif dalam masyarakat dan menghadapi tantangan kehidupan. Pendidikan tidak hanya fokus pada transfer pengetahuan saja, tetapi juga pada pengembangan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan kreatif, serta kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Pembelajaran adalah proses interaktif di mana individu memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap, atau nilai melalui pengalaman, studi, atau pengajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya menerima, tetapi juga aktif mengolah, menganalisis, dan menerapkan pengetahuan yang diperoleh untuk memecahkan masalah dan menghadapi tantangan informasi.   

Pembelajaran Pendidikan Pancasila mendorong peserta didik untuk berpikir kritis dan bertindak secara moral dan bijaksana sebagai anggota keluarga, masyarakat, sekolah, dan sebagai sesama warga negara sebagai bagian dari pendidikan kewarganegaraan yang diamanatkan negara. Pembelajaran Pendidikan Pancasila di sekolah dasar penting karena usia ini adalah periode kritis dalam pembentukan karakter dan nilai-nilai dasar pada anak. Pembelajaran ini membantu menanamkan rasa kebangsaan dan kesadaran sebagai bagian dari masyarakat Indonesia sejak dini. Pembelajaran ini juga berfungsi untuk membentuk generasi yang memiliki integritas, tanggung jawab, dan mampu berkontribusi positif bagi bangsa dan negara. Dalam proses pembelajaran guru mempunyai peran yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, guru dapat melakukan pembelajaran yang inovatif, dimana siswa sebagai pusat pembelajaran sehingga pembelajaran lebih bermakna. Kegiatan pembelajaran bermakna memerlukan sebuah desain strategi model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir dan menjadikan siswa sebagai pembelajar yang mandiri. Menurut Nurhadi dkk sebagaimana dikutip (Kusmiati, 2019) Problem Based Learning (PBL) adalah suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar berpikir kritis dan keterampilan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.

Peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Pancasila dapat diwujudkan dengan menerapkan model Problem Based Learning (PBL). PBL adalah metode pembelajaran yang mengedepankan keterlibatan aktif siswa melalui penyajian masalah nyata yang relevan dengan materi pembelajaran, dalam hal ini nilai-nilai Pancasila. Model ini mendorong siswa untuk berpikir kritis, mencari solusi kreatif, serta mendiskusikan berbagai pandangan yang berkaitan dengan prinsip-prinsip Pancasila seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial. Dalam penerapan proses pembelajaran diawali dengan pemberian masalah yang kompleks dan terbuka. Masalah ini harus relevan dengan kehidupan nyata serta terkait dengan nilai-nilai Pancasila. Sebagai contoh, guru dapat memberikan skenario tentang konflik antar kelompok di masyarakat yang disebabkan oleh perbedaan keyakinan, yang kemudian harus diselesaikan dengan pendekatan berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan dan persatuan. Setelah masalah diberikan, siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil. Mereka harus mendiskusikan permasalahan tersebut, mencari informasi yang relevan, dan merumuskan solusi berdasarkan pemahaman mereka tentang Pancasila. Dalam proses ini, siswa harus saling berbagi pengetahuan, bertukar pendapat, serta menyusun argumen yang logis dan berdasarkan prinsip-prinsip Pancasila. Guru bertindak sebagai fasilitator yang memantau proses diskusi dan memastikan bahwa siswa tetap fokus pada pemecahan masalah yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Tahapan selanjutnya adalah presentasi solusi dari masing-masing kelompok. Pada tahap ini, setiap kelompok memaparkan hasil diskusi mereka di depan kelas, yang kemudian diikuti dengan sesi tanya jawab dan diskusi lebih lanjut. Dengan cara ini, siswa tidak hanya belajar dari kelompok mereka sendiri, tetapi juga dari solusi yang ditawarkan oleh kelompok lain. Pada akhir sesi, guru memberikan umpan balik dan klarifikasi, serta merangkum pelajaran yang dapat dipetik dari kegiatan tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun