Mohon tunggu...
Dimas Cahyo Risaldi
Dimas Cahyo Risaldi Mohon Tunggu... Peternak - Mahasiswa Program Studi Ekonomi Pembangunan

Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Financial

Pandangan Mikroekonomi Tentang Kecukupan yang Diinginkan Seseorang

21 Januari 2022   15:30 Diperbarui: 21 Januari 2022   15:30 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Kita semua mengetahui bahwa ilmu ekonomi terbagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu ekonomi mikro dan ekonomi makro. Secara garis besar ekonomi makro berkonsentrasi pada perilaku ekonomi nasional atau regional secara keseluruhan. Sedangkan ekonomi mikro menganalisis perilaku individu dengan melihat nagaimana individu dan perusahaan menanggalu insentif dan mengalokasikan sumber daya yang terbatas secara efisien.

Secara lebih detail ekonomi mikro dibagi menjadi sub bab tertentu, diantaranya yaitu teori konsumen, bab yang berfokus pada perilaku orang dalam pengaturan pasar dan ada teori perushaaan, berfokus pada bagimana suatu usaha atau bisnis bertindak dalam pengaturan pasar.

Lalu mengapakah konsumen tidak pernah merasa cukup akan hal-hal yang diinginkannya? menurut opini saya, ilmu yang mampu menjelaskan mengenai hal ini dalah mikroekonomi. 

Dalam mikroekonomi telah dijelaskan bahwa konsumen memiliki kecenderungan yang kuat untuk terus mencari kepuasan untuk kepentingan mereka secara peibadi. Konsumen membuat keputusan berdasarkan hal-hal yang mereka nilai rasional untung mencapai kepentingan pribadinya.

Sebagai seorang pelaku ekonomi, seseorang mungkin saja menampakkan perilaku irasional menurut orang lain. Namun, menurutnya perilaku tersebut adalah perilaku yang rasional. Mengapa demikian? Karena padangan pelaku ekonomi dengan pandangan non-pelaku ekonomi tentu berbeda. 

Diluar perilaku dari seorang pelaku ekonomi ini baik atau buruk tindakan itu adalah tindakan yang rasional menurutnya untuk dapat mencapai tujuan. Contoh buruknya adalah ketika seseorang ingin mendapatkan banyak uang, lalu ia berpikir untuk merampok bank, maka tindakan ini adalah tindakan yang rasional untuk meraih tujuannya, meskipun ini bukanlah tindakan yang terpuji dan memiliki resiko sangat amat tinggi.

Bahas saat ini, adanya keinginan tak terbatas namun dengan sumber daya yang terbatas. Keinginan tak terbatas ini mengacu pada utilitas dan sumber daya yang terbatas ini mengacu pada ketersediaan barang dan anggaran konsumen yang sifatnya terbatas, Contoh kecil dalam hal ini adalah ketika ingin menyewa apartemen, terdapat 3 pilihan apartemen A, B dan C, dengan harga masing-masing $1000, $2000, $3000

Dan kita memiliki anggaran sebesar $2000 untuk menyewa apartemen. Maka pilihan C akan langsung kita lewati karena tidak sesuai dengan anggaran yang telah kita tetapkan (melebihi) yang artinya tidak dapat kita jangkau. Dan pilihan dengan budget

$1000 memang akan menghemat biaya. Namun, rulanya fasilitas di apartemen B dengan biaya $2000 sesuai anggaran kita tersedia lebih baik. Maka yang paking mungkin untuk kita pilih adalah apartemen B.

Tak hanya konsumen yang berusaha untuk memuaskan kepentingan pribadinya perusahaan juga bertindak demikian. Perusahaan memiliki tujuan untuk menghasilkan keuntungan sebanyak mungkin dengan biaya seminim mungkin. Perusahaan dalam melakukan hal ini dibagasi oleh kemampuan teknis yang perusahaan miliki dan biaya untuk membayar input seperti halnya modal dan tenaga kerja.

Dari semua uraian yang ada, maka menurut oponi saya ekonomi mikro mampu memberikan jawaban mengapa konsumen tidak oernah puas dengan hal-hal yang diinginkannya, karena ekonomi mikro mengkaji bagaimana perusahaan berperlaku dan juga bagaimana konsumen berperilaku sehingga mampu memberikan pemahaman mengapa perilaku tersebut dapat muncul.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun