Mohon tunggu...
Dimas Bryanputra Christnawan
Dimas Bryanputra Christnawan Mohon Tunggu... Penulis - PWK UNEJ 2018

Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Optimalisasi Kesesuaian Lahan Kawasan Permukiman Ekologis Melalui Program Kampung Hijau

6 Mei 2021   22:17 Diperbarui: 6 Mei 2021   22:28 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Program 2 (Dokpri)

         Secara definitif, tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bertambahnya jumlah penduduk dan semakin tinggi kegiatan perekonomian mendorong timbulnya peningkatan kebutuhan lahan pemukiman sedangkan ketersediaan lahan pemukiman sangat terbatas. Selanjutnya, berbeda pula dengan permukiman. Secara teori, permukiman merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang akan terus berkembang seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Dalam pelaksanaannya, sebuah wilayah hendaknya memiliki beberapa aturan yang terikat, terutama yang berkaitan dengan penggunaan fungsi ruang atau lahan, atau biasa kita nilai dan kita sebut sebagai kesesuaian lahan.

         Sebelum menginjak ke kesesuaian lahan, perlu diperhatikan terlebih dahulu mengenai bentuk atau karakteristik lahan. Secara definitif, Bentuk lahan merupakan bentuk dan sifat dari kenampakan tertentu pada permukaan bumi (Suharsono, 1988). Di satu sisi, bentuk lahan dapat menjadi salah satu penggambaran konfigurasi permukaan sebuah wilayah atau ruang, dimana hal ini juga memberikan keterangan tentang asal-mula terbentuknya sebuah ruang atau lahan. Selanjutnya, dalam pembelajaran mengenai Evaluasi Sumber Daya Lahan, kita sering menemukan istilah kesesuaian lahan. Menurut Baja (2012), kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan suatu jenis lahan untuk penggunaan tertentu yang dinilai berdasarkan analisis kualitas lahan sehubungan dengan persyaratan suatu jenis penggunaan tertentu, sehingga kualitas yang sesuai akan memberikan nilai lahan atau kelas yang tinggi terhadap jenis penggunaan tertentu. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengertian dari kesesuaian lahan merupakan suatu pendekatan untuk menilai potensi sumber daya lahan, dimana tahapan tindak lanjutnya berupa kegiatan survey dan pemetaan untuk suatu perencanaan dengan dilakukan interpretasi bagi keperluan tertentu.

         Kecamatan Playen merupakan salah satu pusat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Gunungkidul dengan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Pertumbuhan ekonomi dan penduduk akan mempengaruhi semakin tingginya kebutuhan akan lahan terutama untuk kepentingan tempat tinggal sedangkan karakteristik lahan yang sesuai untuk permukiman terbatas. Kecamatan Playen merupakan daerah yang memiliki relief yang beragam mulai dari dataran hingga perbukitan, dengan kemiringan lereng yang bervariasi mulai dari 0% hingga 60%. Pemanfaatan wilayah untuk didirikan bangunan tempat tinggal harus dilakukan secara optimal dengan memperhatikan dan memahami karakteristik lahan yang ada. Selanjutnya, berdasarkan tingkat urgenitasnya, analisis kesesuaian lahan permukiman di Kecamatan Playen ini menjadi salah satu hal penting yang perlu dilakukan agar dapat bernilai ekonomis dan efektif bagi pengguna lahan atau ruang, khususnya yang berada di wilayah Kecamatan Playen hingga Kabupaten Gunungkidul. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tersebut berbanding lurus terhadap jumlah penduduk, sehingga kebutuhan akan lahan permukiman juga tinggi. Jumlah penduduk di Kecamatan Playen pada tahun 2014 adalah 57.112 orang. Tahun 2018 jumlah penduduk Kecamatan Playen bertambah menjadi 59.408 orang.

         Berdasarkan kondisi eksisting di wilayah Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, didapatkan beberapa hasil potensi permasalahan yang ada di kawasan tersebut, terutamanya yang berkaitan dengan kawasan permukiman yang ada di Kecamatan Playen. Berikut merupakan klasifikasi potensi dan permasalahan di kawasan permukiman wilayah Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul.

Potensi : 

  • Pengembangan kawasan sesuai dengan kesesuaian lahan yang telah dikaji sebelumnya.
  • Pengembangan kawasan yang ditunjang dengan aspek topografi datar.
  • Aksesibilitas dalam mencapai kawasan pusat kegiatan sekaligus moda transportasi umum yang mudahs

Permasalahan : 

  • Kurangnya daerah resapan air di sekitar kawasan permukiman.
  • Kurangnya pengelolaan lingkungan, khususnya yang berkaitan dengan IPAL dan prasarana sanitasi lainnya.
  • Kurang optimalnya penggunaan ruang atau lahan untuk ketersediaan ruang terbuka

      Dari klasifikasi potensi serta isu permasalahan yang ada di kawasan permukiman di sekitar kawasan Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul diatas, dapat diklasifikasikan juga perihal kondisi eksisting di wilayah tersebut. Adapun beberapa hal yang berkaitan dengan kondisi eksisting kesesuaian lahan kawasan permukiman di Kecamatan Playen, antara lain sebagai berikut :

  • Kerentanan Bencana : Secara umum, Kecamatan Playen memiliki kawasan rentan bencana dengan tiga skala, yakni rendah, menengah, hingga tinggi.
  • Topografi : Topografi di Kecamatan Playen memiliki 5 kelas, yakni datar, datar bergelombang, datar berbukit, perbukitan, dan perbukitan terjal, dengan mayoritas kawasan permukiman di wilayah tersebut berada di kawasan dengan topografi datar.
  • Penggunaan Lahan : Kecamatan Playen memiliki 4 kelas utama dalam penggunaan lahan, yang mencakup kawasan permukiman, pertanian, perdagangan dan jasa, hingga guna lahan campuran.
  • Akses Transportasi : Kecamatan Playen memiliki beberapa jenis jaringan jalan, yang terbesar yakni jaringan jalan kolektor primer, hingga yang terkecil jaringan jalan lokal.
  • Jenis Tanah : Jenis tanah yang berada di Kecamatan Playen yaitu litosol, rendzina, grumosol hitam, mediterania dan grumosol hitam, serta mediterania dan rendzina.
  • Hidrologi : Curah hujan Kecamatan Playen hanya terdiri dari subkriteria prioritas pertama, yaitu curah hujan dengan kelas 0-13.6 mm/hari.

      Dari berbagai kondisi serta potensi permasalahan yang ada di Kecamatan Playen, didapatkan beberapa konsep pengembangan wilayah, khususnya yang berkaitan dengan optimalisasi kesesuaian lahan di kawasan permukiman, salah satunya dengan pengembangan konsep Kampung Hijau. Kampung Hijau merupakan salah satu bentuk implementasi dari Kampung Improvement Programme, yakni program yang dijalankan oleh pemerintah pusat berkaitan dengan usaha pemerintah untuk mengatasi masalah permukiman di kota-kota Indonesia, dengan cara masyarakat ikut serta dalam perbaikan lingkungan tempat tinggalnya. Dengan demikian, adapun beberapa contoh program yang bisa dilakukan dalam upaya optimalisasi kesesuaian lahan kawasan permukiman di wilayah Kecamatan Playen, dengan sistem Kampung Hijau, dengan program sebagai berikut :

  1. Pengelolaan kawasan sempadan sungai menjadi ruang terbuka hijau dan taman edukasi.
  2. Penghijauan melalui penanaman pohon juga dilakukan pada Ruang Terbuka Hijau (RTH) kampung.
  3. Pengelolaan sampah mandiri dan IPAL Komunal.

Ilustrasi Program 2 (Dokpri)
Ilustrasi Program 2 (Dokpri)

Ilustrasi Program 3 (Dokpri)
Ilustrasi Program 3 (Dokpri)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun