Mohon tunggu...
Dimas Bayu Nugroho
Dimas Bayu Nugroho Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya jurusan Psikologi. Mendengarkan musik ditemani secangkir kopi adalah cara saya merehatkan diri sejenak dari hiruk pikuknya kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Melihat Keburukan Dunia

10 Januari 2024   01:01 Diperbarui: 10 Januari 2024   01:04 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Bumi yang luas dengan manusianya yang diperkirakan berjumlah 8 milliar, tersebar di seluruh penjuru dunia. Bermacam-macam  ras, suku, agama tersebar di berbagai macam negara, kota, dan benua. Beragam manusianya, beragam pula alamnya. Tiap daerah mempunyai keunikan alam dan budayanya masing-masing.

Waktu kecil, saya selalu melihat dunia sebagai tempat bermain yang besar yang selalu saya ingin eksplore. Tergantung dari kartun yang saya lihat pada saaat itu, saya selalu ingin mengunjungi tempat-tempat itu. Upin-ipin dengan negara Malaysia nya, Doraemaon yang berlatar di Jepang, hingga spongebob di Bikini Bottom. Walau yang terakhir saya rasa tidak memungkinkan.

Saya waktu kecil sangat membenci acara berita. Karena bagi saya, berita adalah acara yang membosankan. Lebih asik menonton kartun bukan?. Hingga pada suatu titik saya perlahan menyukai acara berita.

Hingga dititik dimana saya sadar alasan saya tidak suka menonton berita. Karena berita adalah alat penghubung realita dunia ke ekspetasi saya saat kecil.

Hal yang paling saya ingat adalah berita mengenai tsunami Jepang tahun 2011. Dimana saat itu jepang luluh lantah akibat tsunami. Ribuang orang meninggal dan ratusan bangunan hancur dalam bencana tersebut.

Selain itu, di tahun 2011 saya juga ingat berbagai macam berita perang. Mulai dari Suriah, perang saudara di Libya, hingga Sudan. Entah berapa banyak korban yang berjatuhan dari konflik-konflik teresebut.

Mana dunia seperti yang di gambarkan dikartun. Dimana kedamaian. Mana tempat diaman kita semua bergandengan tangan satu sama lain diantara perbedaan. Bukannya orang jahat selalu kalah seperti di kartun-kartun. Atau setidaknya orang baik akan berakhir manis.

Setidaknya begitulah yang ada dipikiran saya saat kecil. Tentu di umur yang sudah memasuki kepala dua ini saya melihat dunia berbeda, tak seperti dulu. Banyak kematian, kejahatan, dan bencana. Hal-hal buruk selalu terjadi tiap detiknya. Dimanapun itu.

Bisa kah kita berbuat sesuatu?. Kita seorang biasa. Bukan militer, bukan penegak hukum, bukan pula orang yang dengan gagah berani menghadang orang jahat dihadapan. Perlukah kita terus berusaha?.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun