Selama 2 tahun ini seluruh negara di dunia contohnya Indonesia di sibukkan untuk menghadapi dan segera mengatasi kasus penyebaran virus COVID-19.Â
Terdeteksi pertama kali di China pada akhir 2019 dan pada Juni 2021, telah menyebar ke seluruh dunia. Virus SARS-CoV-2 ini menyebabkan lebih dari 178 juta kasus terkonfirmasi dan 3,9 juta kematian dari riset sekelompok ilmuwan dalam American Journal of Tropical Medicine and Hygiene.Â
Banyak sekali permasalahan pro dan kontra antara masyarakat dan pemerintah di saat pandemi terjadi dikarenakan dengan kemudahan kita dalam mengakses media komunikasi terdapat berita konspirasi dari berbagai sumber. Untuk itu penting sekali dalam mencermati media komunikasi agar tidak hanyut dalam media yang menyebarkan berita yang belum terbukti kebenarannya sesuai bukti dan fakta data yang ada.
Dikutip dari situs Worldometers, Indonesia berada di peringkat ke-13 dalam kasus kumulatif tertinggi Covid di dunia pada Jumat, 24 September 2021. Dengan demikian Indonesia segera menyusun strategi untuk mepercepat penurunan kasus Covid-19.Â
Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah seperti penerapan PPKM dengan berbagai level keparahan, penutupan fasilitas umum sementara, meningkatkan sistem fasilitas yang ada di rumah sakit rujukan covid-19, hingga pemberian vaksin massal di seluruh Indonesia mulai dari vaksin 1,2, dan 3.
Alhasil data dari satgas Covid-19 menunjukan bahwa angka kesembuhan COVID-19 terus meningkat hingga 5.895.606 jiwa pada update terakhir 1 Juni 2022 di website covid19.go.id
Namun, ketika pandemi covid-19 akan berstatus menjadi endemi muncul penyakit Hepatitis Akut yang diberitakan muncul pertama kali di Inggris pada 5 April 2022. Hingga kasusnya meningkat di Eropa, Asia, dan Amerika. Pada akhirnya WHO menetapkan kasus Hepatitis Akut ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) pada 15 April 2022.
Data dari Kemenkes RI menunjukkan bahwa dugaan kasus hepatitis per tanggal 17 Mei 2022 menjadi 14 kasus diantaranya 1 kasus porbable dan 13 kasus pending classification.
Kelompok umur kasus terbanyak adalah di bawah 5 tahun ada tujuh kasus, 6 sampai 10 tahun ada dua kasus, dan 11-16 tahun  ada lima kasus. Dari 14 kasus dugaan hepatitis akut terdapat 6 kasus meninggal dunia, 4 kasus masih dirawat, dan 4 kasus sudah dipulangkan. Hepatitis akut cukup umum ditemui dan menyerang lebih banyak pria dibanding dengan wanita. Kondisi ini dapat terjadi pada pasien dengan usia berapa pun. Saat ini di Indonesia kasus Hepatitis Akut menyerang usia anak dengan rentang umur 1-16 tahun.
Pada tanggal 13 Mei 2022 telah diterbitkan keputusan Dirjen Pelayanan Kesehatan tentang tata laksana hepatitis akut pada anak yang belum diketahui penyebabnya di fasilitas pelayanan kesehatan. Pada akhirnya Kementerian Kesehatan menunjuk  laboratorium nasional di Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) untuk menerima seluruh rujukan sampel untuk pasien-pasien yang diduga hepatitis untuk mengetahui penyebab pastinya dan segera dilakukan penanganan dalam mengatasi hepatitis akut.
Hepatitis Akut kurang lebih sama dengan hepatitis pada umumnya. Penyakit ini menyerang bagian liver yang mengalami radang atau inflamasi. Penyebab umumnya disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, kerusakan liver, dan cedera pada bagian liver.