Mohon tunggu...
Dimas Bagus Prasetyo
Dimas Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... -

Senang membaca, menulis, dan berdiskusi. Memiliki ketertarikan terhadap karya sastra, sejarah, maupun ilmu pengembangan diri.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Akhir Era Kepemimpinan The (Wrong) Chosen One

24 April 2014   05:49 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:16 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Kemarin, 22 April 2014, terdapat kabar menghebohkan bagi para pencinta kesebelasan Manchester United, terkait dengan dipecatnya David Moyes dari kursi kepelatihan tim berjuluk the red devils.

Pemecatan David Moyes, yang di awal musim dijuluki sebagai The (Wrong) Chosen One, merupakan dampak dari keterpurukan yang dialami oleh juara bertahan Liga Inggris musim 2012/2013. Musim ini, di bawah kepemimpinan Moyes, MU tak meraih satu gelar pun. Selain itu mereka tersingkir dari persaingan memperebutkan gelar Liga Inggris dan terancam gagal dalam berlaga di kompetisi bergengsi eropa, semacam Liga Champions ataupun Liga Europa.

Tentunya, fakta mengejutkan di atas, telah membuat para petinggi MU geram terhadap pelatih yang masih menyisakan kontrak hingga tahun 2019. Mantan pelatih Everton ini, telah dinilai gagal dalam meneruskan kejayaan MU baik di level domestik, maupun di level Eropa. Namun, apakah tidak terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa Moyes gagal menangani MU ?

Jika melihat statistik, dalam 50 laga pertama yang telah dilakoni Moyes, catatannya lebih mentereng dibanding pendahulunya (Red. Sir Alex Ferguson), dengan membukukan 24 kemenangan, 15 imbang, dan 11 kali mengalami kekalahan (Sir Alex : 22 menang, 18 imbang, 10 kalah). Lantas alasan apakah yang menyebabkan Moyes ditendang dari tim yang berlokasi di jantung kota Manchester tersebut ?

Alasan utamanya adalah Moyes telah gagal menakhodai MU dalam mengarungi derasnya persaingan di semua kompetisi yang dijalani MU, baik di Liga Inggris, Piala FA, Piala Liga dan Liga Champions. Selama hampir setahun menjabat, Moyes telah menyebabkan MU tersingkir di babak awal Piala FA, tersingkir di semifinal Piala Liga, tersingkir di perempat final Liga Champions dan yang lebih mengejutkan lagi adalah terlemparnya MU dari the big four (julukan untuk 4 tim teratas Liga Inggris). Fakta terakhir, memang menyakitkan, Mengapa ? Karena di era kepelatihan Sir Alex Ferguson selalu duduk nyaman di posisi empat besar.

Alasan lain terkait pemecatan Moyes adalah hilangnya nama besar MU, yang menyebabkan MU tidak lagi disegani oleh tim lain, sepertisaat masih ditangani oleh Sir Alex Ferguson. Bayangkan, tim-tim medioker macam West Bromwich Albion,  Everton,  Newcastle, dan Swansea City mampu mengalahkan MU di Old Trafford, untuk kali pertama dalam dua dekade terakhir. MU juga harus tunduk dua kali, dalam laga kandang dan laga tandang, melawan dua musuh bebuyutan mereka, Liverpool dan Manchester City. Suatu hal yang jarang terjadi saat MU masih ditangani oleh Sir Alex.

Jika kita flashback ke era awal kepemimpinan Sir Alex Ferguson, kita akan mendapatkan fakta bahwa Sir Alex juga dinilai gagal oleh berbagai pihak, dalam menangani MU. Dibutuhkan waktu 4 musim, bagi Sir Alex, untuk mengubah MU dari tim pesakitan menjadi tim yang mampu merajai kancah tertinggi sepakbola negeri Ratu Elizabeth tersebut. Di tangan Sir Alex pula, MU menjelma menjadi salah satu tim yang paling disegani di level Eropa. Sulit rasanya mencari pengganti, pelatih yang telah mempersembahkan 39 gelar juara dan setia mengabdi dalam kurun waktu hampir 3 dekade.

Lantas pertanyaan yang menarik adalah, Siapakah yang akan menduduki kursi panas pelatih MU selanjutnya? Layak untuk dinantikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun