Mohon tunggu...
Dimas Aryo Saputra
Dimas Aryo Saputra Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Tulis aja dulu

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

[Resensi] Makna "Pulang" Karya Tere Liye

27 Februari 2018   19:08 Diperbarui: 27 Februari 2018   20:06 5273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://hype.idntimes.com/entertainment/shibgho/tere-liye-tak-cetak-buku-lagi-c1c2

Bujang menjalankan kuliahnya di universitas di Ibu Kota dan setelah itu dia melanjutkan kuliahnya di Amerika. Bujang menjalankan tugasnya mengatasi masalah tingkat tinggi keluarga Tong di kawasan Asia Pasifik.

"Dia diterima di universitas Ibu Kota, Tauke. Di jurusan terbaiknya. Anak angkatmu, Bujang, lulus ujian seleksi universitas." Frans yang memberitahu, tertawa." (Halaman 137).

"Hanya lima menit mengudara di langit-langit, helicopter telah mendarat di bandara Makau, dua puluh meter dari pesawat jet pribadiku."(Halaman 159).

"Kita ke Hong Kong!" Aku berseru kepada Edwin, menghempaskan punggung di kursi penumpang, lalu memasang sabuk pengaman." (Halaman 159).

"Pesawatku tiba di bandara Tokyo siang hari. Itu pertama kalinya aku naik pesawat, dan langsung perjalanan panjang." (Halaman 214).

"Lima tahun lalu, aku sedang berada di Londonsaat Mansur mendadak menelpon, memberi tahu bahwa Kopong mendadak jatuh sakit." (Halaman 303).

Sudut pandang adalah cara penulis menempatkan dirinya sebagai penulis dalam sebuah cerita. Sudut pandang yang digunakan dalam novel ini merupakan sudut pandang orang pertama. Sebagai sudut pandang orang pertama maka penulis merupakan pelaku utama dalam cerita tersebut. Sudut pandang ini umumnya menggunakan kata ganti seperti Aku ataupun Saya pada tokoh utama cerita. Dalam sudut pandang ini penulis seola-olah terlibat dalam ceritanya dia sendiri sebagai tokoh utama dalam cerita.

"Akan kuceritakan semuanya agar kalian mengerti. Inilah hidupku, dan aku tidak peduli apa penilaian kalian. Toh, aku hidup bukan untuk membahagiakan orang lain, apalagi menghabiskan waktu mendengar komentar mereka." (Halaman 1).

"Tere Liye" merupakan nama pena dari seorang novelis Indonesia. Tere-Liye Lahir pada tanggal 21 Mei 1979 dan telah menghasilkan 14 buah novel. Nama asli dari pengarang ini adalah Darwis,yang beristrikan Riski Amelia, dan seorang ayah dari Abdullah Pasai. Lahir dan besar di pedalaman Sumatera, berasal dari keluarga petani, anak keenam dari tujuh bersaudara. Riwayat pendidikannya antara lain, SDN 2 Kikim Timur Sumatera Selatan, SMPN 2 Kikim Timur Sumsel, SMUN 9 Bandar Lampung, Fakultas Ekonomi UI. 

Profesinya sekarang sebagai penulis dan sebagai pemateri dalam forum diskusi. Berkat dari kerja kerasnya itu membuat novel nya itu sampai ke pasaran Internasional, oleh sebab itu ia dijuluki sebagai novelis terbaik Indonesia. Novelnya ada yang sampai ke mancanegara yang diterjemahkan dalam bahasa inggris.

Karya-karyanya yang telah dipublikasikan antara lain berjudul Daun yg Jatuh Tak Pernah Membenci Angin, Pukat, Burlian, Hafalan Shalat Delisa, Moga Bunda Disayang Allah, Ayahku bukan Pembohong,The Gogons Series: James & Incridible, Bidadari-Bidadari Surga, Sang Penandai, Rembulan Tenggelam Di Wajahmu, Mimpi-Mimpi Si Patah Hati, Cintaku Antara Jakarta & Kuala Lumpur, Senja Bersama Rosie, dan ELIANA serial anak-anak mamak. Semua dari karya-karyanya itu mendapatkan tanggapan positif dari setiap pembaca. Hamper semua dari novel-novelnya itu menjadi best seller.

Tere liye menuliskan novel ini sesuai dengan pengetahuan yang menjadi pondasi, sehingga novel ini dapat berdiri dengan kokohnnya. Dengan pengetahuan tentang shadow economy,Tere liye dapat menjelaskan kepada khalayak umum dengan Bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Tidak terlalu puitis apalagi kelewat canggih. Secara keseluruhan, bagi saya, novel Pulang patut diacungi jempol. Di antara seluruh novel Tere Liye, Pulang adalah novel yang paling saya sukai. Karena dengan novel ini dapat mengingatkan saya akan tujuan hidup dan akhir hidup ini.

Di akhir kata saya sebagai penulis, mengingatkan teman-teman untuk selalu semangat menjalani hidup dan selalu menjalani perintah Tuhan Yang Maha Esa. sejauh apapun kita melangkah, segelap apapun jalan hidup kita, sekeras apapun perjalanan hidup kita, hakikatnya kita akan tetap pulang. Cepat atau lambat semua akan kembali ke Tuhan, apapun yang kita miliki hanyalah titipan Tuhan, milik Tuhan, yang suatu saat akan diminta kembali untuk pulang ke pemiliknya. Seperti yang dituliskan Tere Liye akan ada hari baru.

"Akan selalu ada hari-hari menyakitkan dan kita tidak tahu kapan hari itu menghantam kita. Tapi akan selalu ada hari-hari berikutnya, memulai bab yang baru bersama matahari terbit." (Halaman 345).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun