Mohon tunggu...
Dimas Arif Setiawan
Dimas Arif Setiawan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang Mahasiswa Jurnalistik di salah satu Kampus diJjakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ini Iisip

4 Mei 2012   22:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:41 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Senyuman Kampus Tercinta

Oleh : Dimas Arif Setiawan

Sore itu di lapangan basket kampus tercinta, semua senang dan semua gembira. Senyum lebar para warga iisip jakarta terlihat lepas. Dosen, mahasiswa bahkan ABK juga turut memeriahkan pagelaran street soccer spartan. Di awali dengan perang bintang para pemain dari berbagai tim tergabung di tim street dan soccer. Permainan lincah para bintang semakin membuat sekeliling lapangan terus didatangi para penonton. Di sela - sela pertandingan sebelum tim old star bermain panitia mengadakan doorprize tendangan pinalty para mahasiswi, teriakan dan tawa canda pecah saat salah satu mahasiswi membuat tendangan seperti sang pemain besar.

Pertandingan oldstar dimulai, matahari sedikit turun, angin meniup keras pepohonan bambu sekeliling lapangan. Peluit pertama di tiup para tim dosen dan anak buah kampus melawan alumni, permainan khas karena memang sudah lama bermain dan terbiasa kaki - kaki lincah dan tendangan - tendan menghasilkan skor imbang dua sama. Lagi lagi di sela - sela pertandingan panitia menghibur para penonton dengan doorprize pinalty tendangan - tendangan para mahasiswi berambut bondol mirip dengan kaum adam ini berhasil menaklukan tantangan panitia.

Final street soccer spartan pun segera di mulai pemain colo - colo memasuki lapangan di ikuti pemain ajax dengan pemanasan sebelum pertandingan, di pimpin oleh wasit dan dua hakim garis kedua tim siap bermain. Tendangan pertama tim colo colo memulai pertandingan. Permainan khas street soccer di keluarkan kedua tim dengan keras dan sesuai irama saling menyerang, tak ada gol tercipta selama dua babak namun penonton terlihat puas sore itu sampai akhirnya adu pinalty di mulai. Teriakan semakin kencang menambah motivasi pemain untuk mengalahkan lawan, ada yang berhasil memasukan dengan mulus dan ada yang melenceng dari jaring. Hingga tendangan penentuan tim colo - colo. Pemain bernama Dimas mengambil tendangan semua penonton diam dan saat menendang bola plastik memberntur tiang dan keberuntungan tim colo - colo terhenti. Kegembiraan tim ajax semakin menggebu tak henti - henti suporter ajax meneriakan nama tim itu dan kedua tim saling berjabatan untuk memberi selamat kepada juara street soccer spartan. Ajax telah muncul den peresmian hadiah oleh panitia kepada para tim dan top skor mengakhiri turnamen yang di gelar selama beberap minggu kemarin.

Tim colo - colo yang menyerah saat adu pinalty tidak terlihat kecewa di pelataran meja bundar tawa mereka masih ada karena mereka sudah menjadi juara walaupun tanpa mahkota. Sungguh awal yang bagus memang buat tim, saya pun sebagai pemain merasa bangga dengan tim ini. Pencapaian kami tidak akan berhenti sampai disini karena ini adalah awal untuk turnamen selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun