Alhasil, seblak maknyuss siap tersaji kapan pun suami order. Terlebih di musim penghujan yang melanda Jogja akhir-akhir ini.
Dari teras, turun ke dapur, hingga ke perut
Makan. Menjadi kebutuhan manusia untuk bertahan hidup. Ya, makan untuk hidup, jangan di balik!
Berbicara masalah teori, kebanyakan orang lihai. Terlebih, kini masyarakat kita sudah sadar akan pentingnya pendidikan. Jenjang pendidikan mulai dari S1 sampai S-berikutnya banyak disandang masyarakat sekitar kita. Hal itu menandakan, banyak orang pintar di sekitar kita. Lalu bagaimana masalah praktik? Tidak semua yang jago teori itu menjadi praktisi.
Budaya mencontoh adalah budaya masyarakat kita. Kita butuh role model. Begitu pula dengan belajar urban farming. Lasem Sky Garden, berada di bilangan pusat Jogja. Tepatnya di sebelah utara Taman Parkir Ngabean, Jogja. Menjadi salah satu role model yang kita butuhkan dalam hal urban farming.
Tanaman tersebut tak hanya menjadi penghias kafe agar terkesan asri dan instagramable. Tanaman tersebut sengaja di tanam untuk kemudian dipanen sendiri, diolah sendiri, dimasak sendiri, semua serba sendiri. Pemilik kafe pun tak segan melayani pengunjungnya, sendiri.
Saat ilmu bersanding dengan menu
Bertanya soal bagaimana cara melakukan urban farming di Lasem Sky Garden, sangat boleh sekali! Keramahan di sana saya rasakan ketika saya bertanya-tanya mengenai vertical garden sampai kepo masalah 'scoby' doo. Bukan seekor anjing. Scoby merupakan 'suatu koloni' yang ada dalam proses fermentasi Kombucha--salah satu menu minuman andalan Lasem Sky Garden.
Berbagi ilmu kepada pengunjung, masyarakat luas, suatu cita-cita mulia dalam sebuah bisnis. Makanan boleh saja habis disantap, tetapi ilmu akan selalu bertambah disaat kita mau berbagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H