LATAR BELAKANG Â
Sebagai salah satu negara agraris terbesar di dunia, Indonesia memiliki proporsi persawahan terkecil, kurang dari 5% dari total luas daratannya. Meski demikian, sektor pertanian Indonesia tetap memberikan kontribusi penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia setiap tahunnya. Namun, kinerja sektor pertanian secara keseluruhan menghadapi berbagai kendala. Dari segi tanah (tanah), ada aspek lain.
- Cepatnya konservasi lahan pertanian menjadi non-pertanian.
- Semakin terbatasnya sumber daya lahan yang cocok untuk dikembangkan untuk kegiatan pertanian.
- Sempitnya lahan pertanian di Indonesia ditinjau dari jumlah penduduk per kapita.
Â
Tidak semua lahan pertanian yang tersedia cocok untuk semua kegiatan pertanian, demikian pula lahan yang cocok untuk kegiatan pertanian sering digunakan untuk kegiatan lain. Oleh karena itu, alokasi sumber daya lahan sangat strategis untuk memenuhi kebutuhan berbagai kegiatan pembangunan. Selain itu, skala proses konversi lahan merupakan masalah skala global dan regional (antar negara), dan proses konversi lahan sudah dianggap sebagai fenomena umum dalam kehidupan kita sehari-hari. Kegiatan penggunaan lahan merupakan bentuk fisik dari kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat setempat. Di seluruh negeri, dalam tiga dekade terakhir, setidaknya ada dua tren utama dalam konversi lahan, yaitu deforestasi dan urbanisasi dan suburbanisasi (Kitamura dan Rustiadi, 1997).
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â