Mohon tunggu...
Muh DimasAji
Muh DimasAji Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan Swasta

Muhammad Dimas Aji Pamungkas, Karyawan swasta yang bergerak dibidang telekomunkasi Indosat Ooredoo Hutchison

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bioskop Itu Menjadi Saksi Bisu

18 Oktober 2023   04:07 Diperbarui: 18 Oktober 2023   10:16 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://asset.kompas.com/crops/tVcMw71j251tOxUzh_wm4YDeHMs=/0x0:1080x720/750x500/data/photo/2022/06/29/62bc0da9c6cd8.jpeg

Aku salah satu pegawai swasta di perusahaan yang cukup besar dibidang transportasi dengan sekala nasional, tentu sudah semestinya cukup banyak kegiatan di luar kantor untuk mengadakan pertemuan dengan berbagai klein perusahaan untuk menjalin kerjasama dibidang transportasi dengan jangka waktu tertentu. Tuntutan pekerjaan yang cukup melelahkan memberikan dorongan untuk mencari hiburan sekedar melemaskan urat saraf otak yang selalu berkutat dengan pekerjaan. Selayaknya manusia normal tentu dorongan untuk rehat menjadi sebuah naluri alamiah untuk mencari hiburan yang dapat memberikan semangat hidup kembali untuk selalu siap menghadapi rintangan dunia ini, karena keterbatasan waktu dan isi dompet aku memilih bioskop.

Bioskop merupakan hiburan untuk menonton film dengan layar lebar dan menjadi tempat terbaik untuk menikmati film bagiku, dengan layar yang lebar dan audio yang mumpuni memberikan susasana seperti kita memasuki dimensi cerita setiap film yang diputarnya.

Menjadi salah satu tujuan hiburan ketika hati sedang gundah atau sekedar melepas penat setelah seharian bekerja yang penuh dengan drama yang menguras tenaga dan fikiran dari disepanjang jalan menuju kantor hingga kembali kerumah. Aku tidak pernah sendirian ketika pergi ke bioskop biasanya aku ajak teman ketika diakhir pekan dan tentu lebih senang ketika dengan pacar, karena menjadi salah satu penghilang penat juga bagiku ketika bertemu dengannya dan aku rasa semua orang merasakan itu ketika jatuh cinta.

Saat itu hari sabtu, aku langsung berkemas dan pulang lebih awal dari biasanya karena hari itu aku harus menjemput pujaan hatiku di stasiun kereta. Benar, pacarku tidak tinggal satu kota dan kami menjalani hubungan jarak jauh atau yang biasa disebut long distance relationship (ldr), sudah cukup lama aku jalain hubungan ini dengan intesitas bertemu sebulan sekali maka hari ini menjadi cukup penting karena memang aku selalu anggap seperti itu disetiap pertemuan kami. Sebenarnya hari itu aku sedikit kelelahan karena beberapa hari terakhir aku sering lembur dan kurang tidur, namun karena aku sudah berjanji jadi aku berusaha untuk memenuhi janji temu kita. 

Dihari sebelumnya kami sudah saling berkirim pesan untuk bertemu dan memutuskan untuk menghabiskan akhir pekan di Jakarta, karena diakhir pekan itu juga dia akan berkunjung menemui kakaknya yang tinggal dijakarta.

Aku tiba distasiun 5 menit lebih awal sore itu sehingga harus menunggu keretanya tiba, namun kita sudah berkirim pesan untuk saling memberi kabar. Aku tulis pesan singkat setelah kududuk dikursi panjang stasiun itu "dek, mas sudah sampai distasiun kereta", pesanku, tak lama pesan itu terbaca dan mulai terlihat tanda mengetik dibawah nama profilnya dengan emot hati merah yang kusematkan dinama kontaknya, "iya mas, sebentar lagi keretaku sampai stasiun, mas tunggu dimana?", tulisnya, "mas tunggu disini (sambil kukirim foto tempat depanku menunggu)" balasku,"oke mas, bentar lagi kereta berhenti aku mau siap-siap dulu, see you..hehe", candanya mengirim pesan dengan kata sampai bertemu yang memang sebentar lagi kita bertemu.

Setelah kita bertemu kita segera berangkat menuju tempat bioskop yang berada disalah satu mall dijakarta dan sempat kutawarkan untuk makan terlebih dahulu, namun dia menolaknya karena berdalih sudah makan didalam kereta saat perjalanan tadi. Tak lama kita sampai di pusat perbelanjaan yang kita tuju dan segera menuju ketempat bioskop untuk membeli tiket, karena kita tiba saat film akan diputar sebentar lagi, kita segera memasuki ruang bioskop dan segera duduk dikursi yang sesuai tertera ditiket. 

Kita duduk ditempat yang paling belakang karena itu baris yang tersisa saat itu karena kita membeli tiket saat mendekati waktu pemutaran film. Sebenarnya tempat kami duduk tidak terlalu ideal untuk menonton film bagiku karena terlalu jauh dengan layar, menurutku tempat yang ideal ada berada diposisi tengah, dan kita cukup heran karena film itu agak kurang diminati  jadi saat itu baris blakang hanya ada kita berdua dan beberapa orang yang duduk dipaling ujung baris kita sedang kita duduk dibaris paling belakang namun ditengah.

Kala itu kita menonton film yang bergenre romance dengan kisah pertemuan sepasang kekasih yang telah lama berpisah karena peperangan yang terjadi pada masa itu, dengan berlatar susana perang difilm yang membuat kita mengrenyitkan dahi karena adegan peperangan yang cukup sengit dengan suara audio yang sedikit memekakan telinga dari suara tembakan senjata perang. Namun setelah adegan peperangan usai film lebih banyak menampilkan adegan kisah asmara dari kedua pasangan kekasih dengan gamabran yang indah. Saat itu tanganku mulai menggenggam tanganya lalu melihat kearah wajahnya dan dia pun memeberikan senyuman manis diwajahnya, kemudian kami terlarut dalam cerita yang disuguhkan.

Hingga  akhirnya semakin kueratkan genggaman tanganku dan kembali kutatap wajahnya senyuman manis itu kembali terlihat dari wajahnya sesaat kuberanikan diri untuk mengecupnya diapun menyambut dengan perlahan menutup matanya dan kami berciuman mesra layakya sedang berada di adegan film romansa. 

Sebuah adegan layaknya drama korea yang berlatar tempat bioskop yang sedang memadu asmara yang telah dimabukan oleh cinta, untuk saling melepaskan rasa rindu yang sudah menggunung. Hingga akhirnya kudengar suara sayup-sayup ditelinga "mass.. mass..", dengan bayangan hitam yang mendorong-dorong badanku dan akupun tersadar, "astaga.." ucapku kaget lalu mengusap muka dan akhirnya tersadar bahwa film telah usai dan suara itu ternyata pacarku yang berusaha membangunkanku untuk mengajaku pulang, setelah itu aku meminta maaf kepadanya dan mengantarkannya pulang agar sampai dirumah kakaknya tidak larut malam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun