Mohon tunggu...
Dimas Bagus Aditya
Dimas Bagus Aditya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Mengkritiklah sebelum mengkritik itu dilarang!

Alumnus SMA Negeri Jogoroto, Jombang. Mahasiswa S1 Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kedaton, Eks Permukiman Majapahit yang Terbengkalai

25 November 2019   20:53 Diperbarui: 27 November 2019   07:30 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedaton merupakan sebuah dusun yang termasuk dalam wilayah administratif Desa Bulurejo. Dusun Kedaton terletak di sebelah barat Desa Bulurejo. Dahulunya di wilayah Desa Bulurejo merupakan sebuah hutan belantara yang lebat di dalam hutan itu terdapat berbagai macam babi hal inilah yang memunculkan nama Sumber Celeng serta terdapat juga sebuah tempat dimana banyaknya belut yang mendiami wilayah ini, jadi tak heran juga di sekitaran wilayah Bulurejo terdapat nama Sumber Welut.

Mitos yang berkembang dimasyarakat bahwa Dusun Kedaton merupakan sebuah tempat keraton (kedaton) singgasana raja. Lambat laun tentang mitos tersebut pun mulai terjawab.

Hal ini dibuktikan pada akhir tahun 2016, kurang lebih 100 meter dari Dusun Kedaton, Bulurejo, Diwek, Jombang lebih tepatnya di Desa Sugihwaras, Ngoro ditemukan sebuah struktur batu bata kuno. Mengapa disebut struktur batu bata kuno? Hal terjadi kerana batu bata tersebut berbeda dengan batu bata yang diproduksi oleh masyarakat sekitar Sugihwaras Penemunya adalah para penambang galian C yang setiap hari bekerja mengeruk tanah untuk dijual di lokasi tersebut. Sehingga separuh dari bangunan itu kondisinya hancur oleh aktivitas penambangan warga.

Namun sebagian lainnya masih utuh dan berdiri kokoh di bawah tanah. Selain batu bata merah berukuran besar dari lokasi ini warga juga mengaku menemukan berbagai benda kuno lainnya diantaranya adalah uang logam kuno guci kuno dan timbangan kuno. Amat disayangkan benda-benda tersebut kini raib dicuri oleh orang yang tak bertanggungjawab.

Agar bangunan kuno ini tidak semakin hancur Pemerintah Desa Sugihwaras langsung melarang warga melanjutkan penambangan di lokasi situs ini. Walaupun begitu namun terdapat beberapa warga yang bandel masih melakukan pengerukan ditempat itu.

Pada pertengahan 2019, kali ini giliran Warga Dusun Kedaton (singgasana raja) yang menemukan tumpukan batu bata kuno dan serpihan tengkorak manusia. Situs ini ditemukan ketika warga sedang melakukan penggalian pasir di Dusun Kedaton, Diwek.

Melansir dari Kompas.com dengan judul Situs Kedaton dan Sugihwaras Ditemukan, Diduga dari Masa Majapahit, Batu bata kuno yang ditemukan dengan struktur membentuk sebagai bekas dinding tersebut memiliki ketebalan 5-6 sentimeter dan lebar 21 sentimeter, sedangkan ukuran panjangnya 31 sentimeter. Situs Kedaton ini pun langsung didaftarkan pada BPCB Jawa Timur.

Situs Kedaton dan Situs Sugihwaras merupakan sebuah situs yang keduanya memiliki keterikatan satu sama lain. Karena dari kedua cagar budaya ini memiliki kemiripan satu sama lain dan benda-benda yang ditemukan pun memiliki kesamaan sehingga tak heran jika situs ini sering disebut Situs Permukiman Kedaton-Sugihwaras.

Namun, situs ini kurang begitu diminati oleh masyarakat. Mengingat promosi yang dilakukan oleh Kepala Desa Bulurejo kurang maksimal, sekaligus tidak adanya pemugaran kedua cagar budaya ini sehingga struktur batu bata kuno itu hanya sebagai kenangan bukan sebagai pariwisata.

Apabila jika dikembangkan lebih lanjut tidak menutup kemungkinan akan adanya Desa Sejarah, Kedaton-Sugihwaras-Bulurejo (KSB) sebagai alternatif wisata kesejarahan di Kota Santri, Jombang Jawa Timur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun