Sisi Religius Pekerja Urban Lewat Lagu "33x" Perunggu

Perunggu merupakan salah satu band yang mudah diterima dengan baik di semua kalangan. Band yang beranggotakan tiga orang tersebut yaitu Maul (vokalis & gitaris), Adam (Bass, Piano, Keyboard), dan Ildo (Drum) mencoba menunjukkan sisi lain pekerja kerah putih.

Perunggu dikenal sebagai band rock pulang ngantor. Hal tersebut bukanlah tanpa alasan, karena pada awalnya mereka ngeband dilakukan setelah jam pulang kantor. Lagu-lagu yang mereka ciptakan dengan sentuhan alunan musik rock mempunyai daya tarik tersendiri di hati penggemar dan pendengarnya.

Latar belakang para personel Perunggu adalah pekerja kantor, sehingga album pertama yang mereka rilis pada tanggal 11 Maret 2022 yang berjudul Memorendum ini berisi tentang rutinitas hingga problematika yang ada di kantor. Dengan sentuhan yang ajaib, Perunggu mampu menggambarkan bagaimana kondisi pekerja urban lewat lagu-lagunya yang terdapat di album tersebut.

Pada album Memorendum, salah satu lagu yang menarik perhatian saya yaitu lagu yang berjudul "33x". Menurut saya, Perunggu berhasil menangkap sisi religius para pekerja urban lewat lagu tersebut. Mereka sadar bahwa pekerjaan terkadang membuat kita gila dan melupakan segalanya, salah satunya Tuhan kita sendiri. Dalam lagu tersebut seperti terselip sebuah pesan bahwasanya semua kegiatan yang kita lakukan pada akhirnya harus diakhiri dengan rasa syukur kita terhadap Tuhan.

Selain itu, pada lirik "sebutlah namaNya, tetap di jalanNya", seakan menjadi pesan alarm pengingat kita kepada Tuhan. Menurut saya, bukan hanya kepada pekerja kantor saja pesan tersebut disampaikan, tetapi kepada semua kalangan seperti saya contohnya sebagai mahasiswa.

Bukan hanya pada lagu "33x" saja yang memiliki makna yang begitu berarti, Perunggu juga memiliki lagu lain yang sangat berarti dikalangan penggemar dan pendengarnya saat ini, seperti lagu tarung bebas, ini abadi, dan masih banyak lagi.