Tak seperti biasanya, Badan Intelijen Negara (BIN) tampak sangat responsif terhadap pemberitaan pemulangan aktivis gerakan #2019GantiPresiden, Neno Warisman dari Pekanbaru, Riau. Tidak cukup dengan berkirim surat ke media massa, juru bicara lembaga telik sandi itu juga menggelar konferensi pers.
Wawan Purwanto, selaku direktur Komunikasi dan Informasi BIN, mengakui ada anggota yang terlibat dalam peristiwa yang kini menggelinding menjadi polemik. Namun, ia beralasan itu hanya sebatas menjalankan tugas. Wawan juga meminta maaf jika anggota BIN di lapangan tersebut bersikap kasar sehingga dirasa kurang berkenan.
"Andai kata ada sesuatu yang dirasa kasar dan sebagainya dalam kondisi capek, manusiawi, itu bisa terjadi, bisa itu terjadi karena memang kurang tidur, persiapannya itu panjang, karena mencegah ini tidak bentrok," kata Wawan saat konferensi pers di daerah bilangan Jakarta Selatan, Pancoran, Senin (27/8/2018).
"Oleh karenanya ya mohon dimaafkan andai kata ada sikap-sikap yang mungkin yang dirasakan kasar atau kurang berkenan, tapi ini semuanya untuk evaluasi bersama sebagai wujud kecintaan kita pada Tanah Air," imbuhnya.
Sikap transparan BIN ini membuat publik sedikit mengernyitkan dahi. Kenapa cepat tanggap sekali? Apa karena rasa penyesalan lantaran telah berbuat salah? Sebab ada anggotanya, yang menurut media adalah kepada BIN daerah (kabinda), terekam kamera sedang marah-marah?
Atau jangan-jangan BIN memang sudah menganut sistem keterbukaan informasi? Jadi setelah menjalankan operasi, lalu memberikan klarifikasi? Sebuah perilaku yang teramat tidak lazim, bahkan untuk sekelas "intel melayu" (kurang profesional) sekalipun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H