Desa Kepuhsari, Wonogiri (29/01/2023) -- Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Diponegoro membuat solusi inovatif untuk masalah limbah organik di desa Kepuhsari. Mereka membuat alat pencacah limbah organik dengan menggunakan modifikasi mixer adukan semen.
Penerjunan TIM 1 KKN Universitas Diponegoro periode 2022/2203 dilaksanakan pada tanggal 3 Februari 2023. Pelaksanaan KKN dibagi menjadi beberapa wilayah pilihan di Jawa Tengah, salah satunya di Kabupaten Wonogiri. Tim 1 KKN Undip yang ditempatkan pada Desa Kepuhsari, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri diterjunkan untuk melaksanakan profram pemberdayaan dan pengembangan masyarakat sebagai bentuk pengabdian kepada negara Republik Indonesia. Dengan menyongsong tema "Pemberdayaan Masyarakat Dalam Mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) Berbasis Potensi Desa" diharapkan dapat  membantu warga agar lebih produktif dan inovatif.
Saah satu program kegiatan yang dilaksanakan dalam upaya merealisasikan tema tersebut adalah "Pembuatan dan Demonstrasi Alat Pencacah Limbah Organik untuk Mengolah Limbah Organik pada Desa Kepuhsari". Alasan program ini dipilih yaitu belum maksimalna pemanfaatan dan pengolahan limbah organic pada Desa Kepuhsari yang menyebabkan masih banyaknya pencemaran lingkungan yang terjadi. Kurangnya pengetehuan masyarakat sekitar mengenai pemanfaatan limbah organik menjadi salah satu kendala yang perlu dipecahkan. Maka dari itu, mahasiswa KKN Universitas Diponegoro melaksanakan program tersebut sebagai bentuk pengembangan inovasi dan bentuk menjaga kelestarian lingkungan agar dapat membantu menjaga kebersihan lingkungan Desa Kepuhsari.
Program tersebut diselenggarakan di Balai Desa Kepuhsari (24/01/2023) dihadiri oleh petani dan peternak Desa Kepuhsari yang tergabung dalam kelompok Gapoktan Desa Kepuhsari. Sekitar 30 anggota Gapoktan menghadiri kegiatan tersebut dengan antusias. Program dilaksanakan dengan metode demonstrasi secara langsung dan dilanjutkan dengan pemberian poster mengenai pembuatan alat dan penggunaannya. Alat ini diciptakan untuk membantu memecahkan masalah limbah organik dengan dipotong menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sehingga mudah untuk diolah dan dikelola. Proses pencacahan dilakukan dengan memasukkan limbah organik ke dalam sebuah wadah. Kemudian, mixer yang sudah dimodifikasi tersebut diletakkan pada bagian atas wadah, lalu bagian bawah yang berfungsi sebagai pisau berputar dan memecah limbah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Alat ini juga dapat membantu masyarakat desa dalam mengelola pupuk organic ataupun memotong rumput di daerah setempat.
Menurut salah satu anggota tim mahasiswa, alat ini sangat efisien dan efektif dalam memecahkan limbah organik. Alat ini juga memiliki desain yang mudah dibawa dan dipasang, sehingga bisa digunakan oleh masyarakat desa Kepuhsari untuk memecahkan limbah organik mereka sendiri.
"Dengan Sosialisasi cara pembuatan dan penggunaanya, Tim I KKN sudah membantu warga dan pemerintah desa dalam pemberdayaan masyarakat. Di Desa Kepuhsari, Kecamatan Manyaran banyak limbah organik dari hasil kegiatan sehari-hari sehingga perlu adanya pengelolaan yang tepat supaya tidak terjadinya sampah yang menumpuk dan memiliki nilai tambah bagi masyarakat," kata Dimas salah mahasiswa Tim I KKN Universitas Diponegoro.
Mahasiswa Universitas Diponegoro berharap inovasi mereka dapat menjadi solusi bagi masalah limbah organik di berbagai daerah di Indonesia. Mereka juga berharap dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berinovasi dan mencari solusi bagi permasalahan lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H