Mohon tunggu...
Dimas FajarSetiyanto
Dimas FajarSetiyanto Mohon Tunggu... Lainnya - dfs

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandemi Mereda, "Pergombalan Duniawi" Merangkak Bangkit

28 Oktober 2021   11:45 Diperbarui: 28 Oktober 2021   11:57 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama pandemi Covid-19 banyak sektor usaha terdapak cukup parah, seperti berkurangnya pesanan, harga bahan yang semakin naik dan langka, begitu pula pasar penjualan yang mulai menghilang. Salah satu jenis usaha disekitar kita di Kab. Temanggung yang terdampak cukup signifikan yaitu dibidang jasa sablon atau yang biasa disebut oleh para pelaku sablon dengan “pergombalan duniawi”. Dalam menjalakan usahanya, para pelaku sablon biasa mencari peluang diantara pasar ramai seperti event, komunitas, maupun di sebuah perusahaan untuk ikut dalam membantu menyediakan atribut kain maupun baju.

Salah satu UKM di Kab. Temanggung yang bergerak dibidang jasa sablon cukup lama yaitu Trust.Ink, sempat anjlok akibat sulitnya mencari pembeli dan sepinya pesanan masuk semenjak pandemi Covid-19, dimana mayoritas pesanan berasal dari acara sekolah, event, maupun komunitas, yg kemarin sempat ditutup dan dibatasi. Trust.Ink yang berlokasi di Desa Danurejo, Kec. Kedu, Kab. Temanggung ini didirikan oleh Wiwid Nur Ardani, seorang yang berwatak keras dan gigih ini, sudah terkenal dengan proses pengerjaan yang bisa dibilang cepat, tepat, serta memuaskan karena kualitas kain dan sablon yang bagus dan memuaskan.

“Ajuur.. wes angel angeel..“ celetuk wiwid ketika diwawancarai mengenai bagaimana kondisi usahanya diawal pandemi.  Saat itu tempat usahanya mendadak sepi pesanan dan omzetnya turun drastis sampai harus mengorbankan beberapa karyawannya sebagai imbas sepinya pesanan. Tidak sampai disitu, bahkan beberapa pesanan yang sedang dikerjakan pun mendadak dibatalkan sepihak oleh pembeli dikarenakan acara batal diselenggarakan.

"Awal pandemi to...  itu awal dimana mentalku diuji, beberapa orderan dengan kapasitas yang lumayan besar di cancel bahkan lebih parahnya  lagi aku harus merefund beberapa orderan yang sudah masuk DP, yoo pie neh ya, mau tidak mau harus menyikapi dengan profesional, event di tunda secara otomatis keperluan yang harus di cetak juga di tunda”  terdengar  nada bicaranya sedikit meninggi.

Hal tersebut memang benar-benar menghantam mentalnya, namun semangatnya untuk bertahan di masa yang serba sulit ini perlu diacunggi jempol. Wiwid mulai memasarkan usaha sablonnya di jejaring sosial seperti instagram, whatsapp, facebook, twitter dan juga tetap kukuh dalam mempertahankan usahanya sembari berharap masih ada peluang dipasar yg mulai sepi itu.

Namun, selama pandemi ini juga banyak pasar baru bermunculan seperti munculnya trend baru yg membuat munculnya beberapa komunitas seperti trend bersepeda, hobi ikan dan beberapa hal lain yang sekarang dilakukan orang-orang selama pandemi. Sontak hal tersebut membuat Wiwid merasa bersemangat lagi, dia mulai mendesain ulang usahanya, meningkatkan kualitas desain sesuai trend baru tersebut dan mencoba memasuki komunitas yang baru dengan pendekatan secara langsung maupun lewat grup. Alhasil usaha yg di tekuninya sejak tahun 2015 itu sedikit demi sedikit mulai kembali merangkak naik.

Pemilik Usahan Sablon
Pemilik Usahan Sablon "Trust.Ink" (Dokpri)
“Alhamdulilah, biso nutup sek wingi lah.. hahahaha..” jawabnya ketika ditanya bagaimana perkembangan usahanya sekarang.

Saat ini pandemi sudah mulai mereda, beberapa acara dan komunitas mulai aktif berkegiatan kembali sehingga sedikit demi sedikit pelanggan Trust.ink yang lama pun kembali menghubunginnya. Wiwid pun mulai aktif kembali di grup pergombalan duniawinya, membagikan pengalamannya kepada teman-teman sesama pelaku sablon, serta saling berbagi informasi mengenai pasar dan trend yang saat ini sedang ramai, agar khasanah pergombalan duniawi di Temanggung ini bangkit kembali.

Penulis: Dimas Fajar Setiyanto (Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun