Mohon tunggu...
Dimas
Dimas Mohon Tunggu... Editor - Profil Singkat

-

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dunia Diam Saat Palestina Diserang!

28 November 2023   14:27 Diperbarui: 29 November 2023   12:52 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menarik melihat fenomena yang saat ini terjadi, suatu peristiwa kemanusiaan yang terjadi di tanah Palestina, yaitu "genoside" yang dilakukan Israel ke penduduk Palestina. Sejak tulisan ini dipublish jumlah korban dari palestina sudah mencapai 15.000 lebih korban jiwa, 36.000 korban luka-luka, dan ribuan lain yang belum ditemukan, mayoritas korban adalah anak-anak dan wanita. Sedangkan dari pihak Israel mayoritas adalah tentara. Peristiwa mengejutkan ini terjadi pada tanggal 7 Oktober 2023, saat itu para pejuang hamas secara tidak terduga meluncurkan ribuan roket ke arah Israel dan mengepung wilayah tersebut melalui darat, udara dan laut. Akibat kejadian itu dilaporkan ribuan orang di pihak israel tewas dan beberapa dijadikan tawanan.

Pihak Israel tidak pernah menyangka para pejuang hamas mampu melakukan serangan. Iron dome yang digadang-gadang canggih ternyata mampu ditembus roket-roket pejuang hamas. Israel yang dikenal sebagai negara dengan intelijen terbaik di dunia bisa 

''kecolongan'' oleh kelompok pejuang hamas. Israel semula berencana membombardir gaza, akibat serangan pejuang hamas, mereka memiliki alasan untuk melakukan serangan balik. Secara menggila Israel membombardir wilayah gaza, semua yang ada di gaza mereka hancurkan, tidak peduli itu masjid, gereja, rumah sakit, sekolah, bahkan sekolah PBB terkena serangan. Alasan mereka melakukan serangan karena pejuang hamas menyerang dan Israel berhak membalas. Ketika mereka melakukan pengeboman di berbagai fasilitas umum seperti rumah sakit bahkan pengungsian, alasan yang mereka pergunakan sebagai pembenaran karena ada hamas di dalam. Namun alasan ini menjadi janggal ketika semua nya di bumi hanguskan, bahkan truk bantuan kemanusiaan mereka bom, mobil ambulance mereka bom.

Dunia merespon, tetapi respon dunia hanya sebatas pengecaman. Bahkan beberapa negara mantan "penjajah" seperti Amerika Serikat, Inggris, dan para sekutunya ikut mendukung serangan Israel yang mereka sebut sebagai bentuk pembalasan. Awalnya Israel mengklaim akibat serang hamas, ratusan warga sipil mereka tewas. Tetapi klaim tersebut akhirnya terbongkar setelah diketahui ternyata yang membunuh warga sipil saat serangan 7 Oktober 2023 adalah dari mereka sendiri (pihak Israel) melalui serangan udara, mereka beralasan karena ada hamas.  Bukti pengakuan mereka sudah banyak tersebar di media sosial, bahkan beberapa media besar di luar negeri maupun di Indonesia memuat berita tersebut.

Amerika Serikat, Inggris, dan para sekutunya mendukung secara nyata dengan memberikan bantuan militer dan persejataan ke Israel. Sedangkan para "pengecam" Israel terutama di wilayah arab hanya mampu mengecam tanpa ada tindakan seperti mereka "mantan" "penjajah" yang melakukan aksi nyata membantu Israel. Yang menariknya adalah beberapa orang di Indonesia secara terang-terangan mendukung Israel. Entah mereka lupa dengan perjuangan nenek moyangnya atau memang mereka terlahir dari keturunan "penghianat" bangsa waktu itu, entahlah. Yang pasti mereka berdiri di pihak penjajah. Ada berbagai alasan kenapa sebagaian orang tersebut berada dipihak Israel, yang pertama karena mereka "islamophobia", kedua, karena mereka "mudah terpengaruh sumber media barat", ketiga, karena kitab sucinya "membenarkan tindakan tersebut", dan keempat, karena "mereka menganggap Israel adalah bangsa pilihan Tuhan". Tanpa melihat kemanusiaannya, mereka mendukung "genoside" di Palestina. Narasi yang mereka buat untuk membenarkan tindakan Israel adalah karena pejuang hamas menyerang terlebih dahulu.

Dari narasi ini saya sebagai penulis tertarik untuk mencari informasi yang bukan berasal dari media mainstream. Saya selalu mengikuti perkembangan di gaza melalui informasi yang diberikan beberapa relawan disana. Salah satu informasi dari Muhammad Husein. Muhammad Hussein adalah relawan asal Indonesia yang tinggal di Palestina. Ketika kejadian 7 Oktober 2023 sampai adanya "genoside" Israel, beliau masih berada di gaza. Dalam sebuah podcast via zoom di channel guru gembul, menampilkan narasumber Muhammad Husein. Dari podcast tersebut penulis mendapat informasi jika alasan hamas menyerang adalah karena adanya rencana serangan besar-besaran Israel. Antara Israel dan hamas memiliki intelijen masing-masing, hamas memiliki intelijen di Israel dan Israel memiliki intelijen di gaza. Dari informasi intelijen Palestina kepada pejuang hamas, akan ada serangan besar-besaran ke wilayah gaza. Mereka mempertimbangkan jika Israel menyerang duluan maka tidak ada kesempatan para pejuang melakukan serangan. Jadi diambilah jalan pintas yaitu dengan menyerangan di tanggal 7 Oktober 2023.

Sebelum adanya serangan 7 Oktober 2023, bukan berarti rakyat Palestina damai hidupnya, jika kalian mengikuti perkembangan Palestina melalui relawan Indonesia yang hidup disana. Kalian akan mendapatkan informasi yang tidak muncul di media mainstream, yaitu adanya pembunuhan, penangkapan, provokasi yang dilakukan tantara "Zionist Israel". Bahkan di tepi barat yang tidak ada pejuang hamas disana, setiap harinya lebih parah. Disana jika ada warga Yahudi yang menginginkan tanah di tempat orang Palestina tinggal, maka harus diberikan. Karena jika tidak mereka akan ditangkap dan dibunuh. Begitu pula pertanian disana, seringkali Israel memprovokasi dengan merusak lahan pertanian warga. Mereka dengan kejamnya juga seringkali membunuh tanpa sebab. Warga Palestina mereka anggap hewan buruan yang bebas untuk dibunuh kapan saja. Berapapun usianya, apapun jenis gendernya, mereka tidak peduli, dalam beberapa kasus mereka jadikan warga Palestina target menembak. Fakta-fakta ini bukanlah hoax, banyak video kekejaman mereka yang terdokumentasi di media sosial. Tidak hanya gaza, di tepi barat mereka juga melakukan pembunuhan. Mungkin ada yang bertanya, Lantas mengapa Mahmoud Abbas tidak menganggap hamas bagian dari Palestina, kan beliau di tepi barat bagian dari fattah? Apakah fattah bersembrangan dengan hamas?

Menurut sumber dari kantor berita otoritas resmi Palestina WAFA merevisi pernyataan presiden Mahmoud Abbas yang sebelumnya mengkritik pejuang hamas terkait serangannya ke Israel pada 7 Oktober 2023. Yang tadinya beliau mengatakan hamas tidak mewakili warga Palestina, kemudian frasa tersebut diganti dengan statmen mewakili warga Palestina. Artinya adanya "miss komunikasi" antara pihak hamas dan fattah. Setelah fattah mengetahui alasan hamas menyerang Israel, mereka semakin memahami dan mulai mendukung perlawanan tersebut. Menurut informasi dari relawan Indonesia di gaza, Muhammad husein, semua warga Palestina dan para beberapa pejuang tidak mengetahui akan adanya serangan ke Israel. Mereka baru mengetahui setelah terjadi serangan.  Jika menggunakan logika, seandainya semua diberitahu bisajadi Isarel mendengar informasi tersebut dan pejuang hamas tidak bisa melakukan serangan. Disisi lain jika pejuang hamas tidak melakukan serangan, Israel tetap membombardir gaza, karena informasi dari intelijen hamas mengatakan seperti itu. Dan tentunya jumlah korban di gaza tetap banyak dan pejuang hamas tidak bisa membalas seperti pada serangan 7 Oktober 2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun