Sesuai dengan judul diatas, saya ingin membagikan pengalaman buruk menggunakan kartu seluler By.U. Pengalaman ini terpaksa saya tulis karena tidak ada respon yang professional dari provider bersangkutan. Saya menggunakan kartu By.U sejak 5 Juli 2023, sebelumnya saya selalu pakai IM3 untuk paket data. Karena sinyal IM3 saya selalu naik turun sehingga menghambat aktivitas digital, sehingga di bulan Juli 2023 saya mengganti kartu IM3 dengan By.U. Saya tertarik dengan kartu ini karena klaim mereka yang memiliki jaringan kuat.Â
Sejak menggunakan kartu By.U alhamdulillah semua aktivitas lancar, internet berjalan dengan kencang, sampai pada akhirnya di tanggal 8 November 2023, kuota paket sebelumnya hanya tersisa sekitar kurang lebih 7 GB (dibawah 10 GB). Seperti biasa, saya selalu membeli paket ketika kuota sudah semakin menipis, karena nanti akan diakumulasi jumlahnya dengan kuota lama.Â
Singkat cerita saya membeli paket baru seharga Rp.200.000 dengan kuota 125 GB (Nama Kuota Yang Bikin Kenyang) dengan masa katif 30 hari. Tidak lama setelah itu jaringan di hp naik turun, kadang menghilang. Hingga pada puncaknya tanggal 9 November setelah pulang kerja, di malam hari jaringan By.U sering hilang tiba-tiba. Saya mengiranya ada kesalahan di hp. Saya coba mode airplane tetap tidak bisa. Saya coba reset jaringan juga tidak bisa. Akhirnya saking "kesel"nya menunggu jaringan yang tidak jelas, saya instal ulang hp.Â
Keesokan harinya jaringan mulai muncul tetapi tidak kencang. Saya coba cek kuota saya di *888#. Ternyata saya tidak memiliki paket data. Sontak saya tidak menyangka kenapa bisa hilang tiba-tiba. Saya coba instal lagi aplikasi By.U, dan cukup mencengangkan ternyata di aplikasi juga tidak ada. Saya cek di riwayat aplikasi juga tidak ada. Lalu saya cek di notifikasi email By.U juga tidak ada bukti pembelian paket. Padahal di tanggal 8 November tersebut saya benar-benar melihat sendiri jika kuota sudah terbeli dan saya membayar melalui BRIVA BRI, jadi untuk bukti pembayaran sudah jelas masuk. Tetapi setelah kejadian sinyal bermasalah dan instal ulang hp tiba-tiba paket data yang baru dibeli 2 hari yang lalu menghilang misterius dan anehnya tidak ada notifikasi lagi di aplikasi By.U dan email By.U saya. Sejak kejadian tersebut saya menjadi "suudzon", apakah ini salah satu bentuk korupsi di dunia telekomunikasi? Proses demi prosesnya sangatlah rapi, sampai saya tidak menyadarinya. Apakah perlu BPK dan KPK turun melakukan audit para provider telekomunikasi di Indonesia?
Uang saya hilang sia-sia Rp.200.000, seandainya ada 100 orang saja mengalami hal yang sama, berapa kerugian konsumen karena "entah kesalah sistem, atau memang ada korupsi di pihak mereka".
Sebelum menulis artikel ini saya sempat menghubungi pihak By.U via Instagram dan via aplikasi By.U. Respon mereka tidaklah mencerminkan Perusahaan yang besar. Dan responnya selalu berubah-ubah.
1).Mereka bilang pembeliannya bukan di nomor By.U milik saya, tetapi nomor lain.
2).Mereka bilang pembelian paket sudah masuk dan tersedia di nomor saya.
3).Mereka bilang pembelian paket sedang dalam proses eskalasi.
4.Mereka bilang transaksinya sudah dibantu rekap dan masih dalam proses.
Dan yang paling membuat saya "marah" adalah, mereka bilang berdasarkan bukti bayar, saya dibilang order paket ke nomor 6285156618xxx. Tapi masalahnya saya minta nomor tersebut dibuka semua tanpa sensor, mereka tidak mau. Mereka malah menyalahkan kalau saya transfer ke Virtual Account atas nama Asman Bone, jadi saya diminta mengkonfirmasi ke yang bersangkutan. Padahal untuk melakukan pembayaran di aplikasi harus melalui proses pembelian dan proses untuk mendapatkan kode BRIVA. Mana mungkin kode BRIVA dari aplikasi By.U bisa disusupi rekening orang? Tidak logis. Dan kode BRIVA atas nama Asman Bone juga tertulis PT.Fitnet Indonesia -- Aplikasi By.U. Entah itu model maaf "korupsi" baru atau bagaimana saya pun tidak tahu. Yang saya tahu adalah mereka tidak professional. Bukti transfer sudah ada tapi tidak diproses dengan professional, hanya sebatas menjawab dengan jawaban yang tidak konsisten.