Sudah lebih dari empat tahun saya menjalani kehidupan di Taiwan, hingga kini diberikan kesempatan untuk tinggal Belanda, pertanyaan tersebut sudah sangat sering mampir ke telinga saya, puluhan bahkan ratusan kali.Â
Baik itu dari teman yang sudah lama kenal ataupun baru, dari orang yang baru saja berkenalan, bahkan dari beberapa keluarga jauh. Saya cukup senang mendengar jika pertanyaan itu terlontar, dan bahkan sering menjawab pertanyaan itu dengan sedikit guyonan. Karena memang pekerjaan yang sudah dan sedang jalani saat ini cukup beragam. Meminjam beberapa perkataan teman yang berkomentar tentang pekerjaan-pekerjaan yang saya jalani, mereka mengatakan, "sampean itu unik, Mas."
Untuk itu saya mulai saja. Gelar akademis yang ada pada saya adalah S.T. atau Sarjana Teknik. Masyarakat lebih familiar dengan sebutan Insinyur. Namun sejatinya saat ini, seorang Sarjana Teknik jika ingin memperoleh gelar Insinyur, masih harus menempuh beberapa syarat lagi. Tapi saya tidak peduli, istilah apa saja tidak penting.Â
Karena bagi saya adalah yang penting bukan gelar akademisnya, namun bagaimana ilmu yang didapat dari gelar itu dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Saya memperoleh gelar itu setelah berkuliah selama 4,5 tahun di Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur.
Setelah berkuliah, saya pernah bekerja di sebuah perusahaan semen bernama PT Sarana Agra Gemilang/PT Cemindo Gemilang yang berada di bawah naungan Cemindo Group dengan brand atau merk Semen Merah Putih dan Semen Kupang. Posisi saya adalah seorang Engineer di bidang elektrik dan instrumentasi, jebolan program Management Trainee dari perusahaan tersebut. Bekerja hampir selama dua tahun. Bagi yang pernah dan sedang bekerja di perusahaan serta paham mengenai seluk beluk dunia pekerjaan, pasti paham dengan karyawan yang direkrut sebagai Management Trainee itu seperti apa.
Kemudian saya melepas pekerjaan tersebut dan hijrah ke Taiwan bersama istri saya. Di Taiwan, karir dan pekerjaan saya cukup beragam. Salah satunya, saya pernah kurang lebih selama enam bulan menjadi pembuat tempe. Dengan pelanggan rekan-rekan mahasiswa, tetangga apartemen, dan beberapa orang Indonesia yang berada di Kaohsiung.Â
Salah satu teman berkata, "Mas, tempe buatanmu enak, mungkin paling enak di Kaohsiung." Kemudian dia berkelakar dengan menjuluki saya sebagai Insinyur Tempe karena melihat basic atau background saya sebagai Sarjana Teknik. Saya tersenyum saja, karena memang ada istilah di kalangan kami bahwa "Engineer can do anything" atau "Insinyur bisa melakukan apa saja." Dan ternyata benar, bukan?
Dan inilah deretan pekerjaan lain yang pernah saya kerjakan di Taiwan,
Pertama, saya pernah bekerja yang akan dianggap dan dinilai sebagai pekerjaan kasar dan tidak keren. Pekerjaan sebagai tukang bantu di rumah makan Indonesia. Pekerjaan tersebut bersifat fleksibel. Pekerjaan mulai mengantar makanan, mencuci piring, membuat minuman, menyiapkan makanan, dan segala hal yang bisa dikerjakan.
Kedua, saya pernah bekerja di belakang layar di perusahaan Tai In Electron, Ltd. Perusahaan startup di Taiwan yang akrab disebut dengan Roah's Shop, salah satu toko online Indonesia yang memiliki basis pelanggan besar di Taiwan. Tempat ini menjadi tempat saya bekerja paling lama di Taiwan, yakni selama hampir empat tahun.Â
Apakah jobdesk saya atau pekerjaan saya di tempat ini? Segalanya saya kerjakan. Dimulai dari customer service, menjadi model foto pakaian, bagian pencatatan dan pembukuan barang, tukang angkut barang, bagian penataan barang semacam pakaian dan sejenisnya, bagian bersih-bersih, dan semuanya yang bisa dikerjakan. Membuat saya mengenal orang-orang di dalamnya, hingga mereka sudah seperti keluarga buat saya.