Pendidikan di perguruan tinggi terus berkembang dengan beragam inovasi untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul. Kurikulum Merdeka belajar-Kampus merdeka (MBKM) yang dirancan kemndikbud menuntut perguruan tinggi harus memfasilitasi dan memperluas ruang - ruang mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman belajar. Ruang pengetahuan mahasiswa tidak hanya terbatas di kampus, salah satunya yaitu kuliah kerja nyata (KKN).
Sebagai upaya tindak lanjut dari perkembangan pendidikan di perguruan tinggi tersebut, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya melalui Lembaga Penelitian dan Pengbadian kepada Masyarakat (LPPM) menyelenggarakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang relevan kebijakan MBKM. Pelaksanaan KKN Untag Surabaya merupakan perwujudan penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi secara penuh yang mencakup pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan KKN di Untag Surabaya juga merupakan bentuk dukungan dalam upaya pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi.
Untuk itu, kegiatan KKN yang sejatinya telah berlangsung lama dan menjadi bagian integral dari kurikulum di Untag Surabaya perlu melakukan penyesuaian dan beberapa perubahan dengan kebijakan MBKM. Penyesuaian yang dilakukan adalah dengan membuka skema-skema baru sehingga Untag Surabaya kini memiliki tujuh (7) skema pelaksanakaan KKN, yaitu Skema KKN Reguler (KKN-R), Non Reguler (KKN NR), Pengabdian kepada Masyarakat (KKN PkM), Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM), Kolaborasi (KKN-K), Bentuk Kegiatan Pembelajaran Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (KKN BKP MBKM), dan Rekognisi Pembelajaran Lampau (KKN RPL).
Pandemi Corona Virus Disease 19 (COVID-19) sangat berdampak luas pada masalah kesehatan global dan perlambatan perekonomian setiap negara di dunia. Negara mengalami permasalahan yang relatif hampir sama dalam bidang perdagangan, investasi, pertumbuhan ekonomi dan ketenagakerjaan yang sangat rentan mengalami kemunduran pada masa terjadinya krisis ini.
Salah satu yang terpengaruh paling besar adalah UMKM. UMKM merupakan elemen yang paling banyak menunjang pada perekonomian sebuah negara. UMKM menjadi pilar dari ketersediaan lapangan pekerjaan terutama bagi penduduk di negara berkembang. Pandemi ini juga mendorong perubahan perilaku konsumen. Semenjak Covid 19 ada, konsumen lebih senang menggunakan dan beralih ke E-Commerce seperti Shopee, Lazada, Tokopedia dan sebagainya. Minimnya penguasaan teknologi dari pelaku UMKM menyebabkan mereka tidak dapat bersaing dengan E-Commerce yang sudah ada.
Selama ini, strategi penjualan yang dilakukan UMKM hanya focus menggunakan WOM atau dari mulut ke mulut. Pemasaran secara Online pun masih terbatas pada penggunaan Media Sosial seperti Whatsapp, Instragram, Facebook dan lain-lain, namun belum banyak menunjukkan hasil yang signifikan dalam peningkatan daya beli konsumen sehingga kinerja dari UMKM ini juga mengalami penurunan.
Salah satu mitra penulis bertempat tinggal di Banyu urip lor kota Surabaya yang merupakan lingkungan padat penduduk mitra hanya menjual produknya hanya di sekitar lokasi saja dan belum menjangkau luas ke di daerah - daerah surabaya. Semenjak pandemi COVID-19 mitra menglami penurunan omset penjualan.

Pada Minggu, 5 Desember penulis melakukan kegiatan pengembangan UMKM dengan promosi strategi digital. Program ini dilakukan di Warung makan nasi pecel sugiarti pada pagi hari pukul 06.00 WIB yang diharapkan warung nasi pecel bisa berkembang dan bisa menjangkau pasar lebih luas. Adapun strategi yang saya jalankan selama KKN adalah :
- Membuat desain logo , kemasan dan daftar menu agar lebih menarik pembeli.
- Menerapkan sistem pemesanan dan pengiriman melalui barbagai platform digital.
- Mempromosikan produk ke berbagai platfrom digital seperti instagram,facebook, whatsapp, dll, serta membuat sebuah akun khusus untuk memasarkan produk dengan tampilan yang lebuh menarik.
- Pemesanan dapat melalui whatsapp atau instagram agar memudahkan penjual mempersiapkan makanan agar bisa langsung mengambil produk tanpa harus antri atau menunggu, atau juga bisa mengirimkan produk ke pembeli agar lebih efektif saat ingin membeli produk di warung nasi pecel sugiarti.
(Dimas Dwi Pamungkas/Febby Rahmatullah Murschin.,ST.,MT./Banyu urip lor Surabaya)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI