Mohon tunggu...
Dimas Rahmat Hidayah
Dimas Rahmat Hidayah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

diri kepribadian belajar dari pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mahasiswa PAI UHAMKA Beri Bantuan Kepada Kaum Dhuafa

1 Januari 2025   20:30 Diperbarui: 5 Januari 2025   20:48 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
DOKUMENTASI MAHASISWA UHAMKA DENGAN IBU ZURAIDAH

Jakarta, 26 Oktober 2024-- Mahasiswa Universitas Muhamadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) menunjukkan kepeduliannya kepada masyarakat dengan mengadakan kegiatan bantuan kepada kaum dhuafa pada Sabtu, 26 Oktober 2024 di daerah Pancoran, Jakarta Selatan. Kegiatan ini bertujuan untuk meringankan beban kaum dhuafa sekaligus inspirasi bagi masyarakat luas.

Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa dari PAI Uhamka mendatangi salah satu warga, Ibu Zuraidah, yang tempat tinggalnya di Jalan Pancoran Barat X Rt 08/Rw 04, kelurahan Pancoran, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan. Ibu Zuraidah, seorang pemulung yang hidup bersama anaknya, Alim yang berusia  44 tahun. 

Ibu Zuraidah, berusia 61 tahun, merupakan sosok ibu tangguh yang setiap hari berjuang dirinya dan anak semata wayangnya. Sejak suaminya wafat 39 tahun lalu, tepatnya ketika Alim masih berusia tiga tahun, ia harus mengambil alih peran sebagai kepala keluarga. Dengan keterbatasan yang dimilikinya, ia menghidupi keluarganya dengan bekerja sebagai pemulung. Setiap hari, ia menyusuri jalan-jalan di sekitar Pancoran untuk mengumpulkan botol plastik dan kardus bekas, biasanya beliau mengumpulkan barang-barangnya selama 2 minggu baru nantinya dijual kepada pengepul untuk mendapatkan penghasilan seadanya. Dari hasil mengumpulkan barang-barang tersebut, selama 2 minggu beliau bisa mengumpulkan barang-barangnya sekitar 5 kg. Dari harga perkilonya biasanya beliau mendapatkan uang Rp. 3000. Serta biasanya beliau membeli gas untuk memasak 3 minggu sekali

Namun, perjuangan Ibu Zuraidah tidak berhenti di situ. Ia juga harus merawat anaknya, Alim, yang menderita penyakit step (gangguan saraf) sejak usia sembilan bulan. Kondisi ini membuat Alim kesulitan merespons komunikasi dengan cepat, dan hingga saat ini, ia masih membutuhkan perhatian khusus. Meski demikian, Alim selalu setia menemani ibunya bekerja. Dengan segala keterbatasannya, ia membantu membawa barang-barang yang dikumpulkan agar beban ibunya sedikit berkurang. 

Dalam kegiatan kepedulian kaum dhuafa yang dilakukan mahasiswa  PAI UHAMKA, Zuraidah dan Alim menjadi salah satu fokus utama. Program ini diawali dengan sesi kunjungan ke rumah Zuraidah, yang terletak di gang sempit di kawasan Pancoran. Dalam kegiatan pemberdayaan kali ini, mereka mendatangi rumah sederhana Ibu Zuraidah, untuk saat ini keadaan rumah yang beliau tempati banyak sekali kebocoran pada atap rumahnya, lampunya yang redup, serta ketika hujan deras akan banjir terkadang banjir tersebut masuk kedalam rumahnya. Kedatangan mereka di sabut dengan senyuman tulus meski terpancar kelelahan dari wajah ibu zuraidah. Mahasiswa mendengarkan cerita perjuangan hidup Zuraidah dan melihat langsung kondisi rumahnya yang sederhana. Rumah itu dipenuhi dengan tumpukan kardus dan botol plastik hasil kerja kerasnya.

Setelah melakukan Observasi mahasiswa Uhamka berinisiatif memberikan bantuan dalam bentuk alat-alat keperluan ibu Zuraidah dalam kehidupan sehari-hari, seperti gas, lampu, dispenser, galon dan alat rumah tangga. Selain itu mereka memberikan bantuan sembako, dan dana untuk pengobatan Alim.

Menurut salah satu mahasiswa PAI, kegiatan pemberdayaan ini tidak hanya bertujuan untuk membantu secara materi, tetapi juga memberikan harapan baru bagi kaum dhuafa seperti Ibu Zuraidah. "Kami ingin menunjukkan bahwa mereka tidak sendiri dalam menghadapi tantangan hidup. Dukungan kecil yang kami berikan ini semoga bisa menjadi awal perubahan yang lebih baik," ujar Dita, salah satu mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan tersebut.

Mahasiswa Uhamka juga berharap, kegiatan ini dapat menginspirasi masyarakat lain untuk turut serta membantu sesama. "Kami menyadari bahwa masalah kemiskinan dan keterbatasan seperti yang dialami Ibu Zuraidah masih banyak terjadi di berbagai tempat. Melalui aksi kecil ini, kami berharap dapat menularkan semangat berbagi kepada siapa saja yang memiliki kelebihan," tambah Dita.

Sementara itu, Ibu Zuraidah mengaku sangat bersyukur atas perhatian dan bantuan yang diberikan. Ia tidak menyangka bahwa perjuangannya selama ini mendapat perhatian dari mahasiswa. "Saya sangat berterima kasih. Apa yang kalian berikan kepada saya dan Alim. Semoga kebaikan anak-anak ini dibalas oleh Allah SWT," ujarnya dengan mata berkaca-kaca. 

Melalui kegiatan kepedulian kaum dhuafa ini, mahasiswa Uhamka tidak hanya memberikan bantuan materi, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kepedulian sosial yang mendalam. Kisah Ibu Zuraidah dan Alim menjadi pengingat bahwa di tengah gemerlap kota Jakarta, masih banyak masyarakat yang membutuhkan uluran tangan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun