Kondisi Sosial MasyarakatÂ
Ditinjau dari kondisi sosial masyarakatnya, di wilayah Karawang dan Subang memiliki karakteristik yang hampir sama. Ditinjau dari aspek partisipasi masyarakat dalam kegiatan sosial yang ada, masyarakat di wilayah Karawang lebih berminat atau memiliki tingkat antusiasme yang tinggi terhadap kegiatan sosial yang ada di masyarakat itu sendiri.Â
Misalnya pembangunan sarana dan prasarana yang ada di wilayah masyarakat Karawang, contohnya seperti pembangunan sarana dan prasarana yang terkait, dengan ketentuan bahwa di lingkungan masyarakat Karawang tingkat partisipasi masyarakatnya diikat oleh adanya tradisi atau budaya yang berlaku di wilayahnya sendiri.Â
Untuk partisipasi di kegiatan perekonomian, justru terjadi sebaliknya. Dimana partisipasi masyarakat justru jarang terjadi di kegiatan perekonomian, dimana hanya terbatas pada kegiatan perekonomian yang terkait dengan mata pencaharian mereka, yakni petani atau hal yang berhubungan dengan kawasan pertanian. Hal tersebut terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari faktor SDM, tingkat kesibukan masyarakat, dan lain sebagainya.
Selanjutnya, dikawasan Subang sendiri karakteristik sosial masyarakatnya ditinjau dari segi partisipasi masyarakatnya hampir sama dengan masyarakat yang ada di wilayah Karawang. Hanya saja, terdapat perbedaan, dimana perbedaannya terletak di kegiatan ekonomi, dimana di lingkup masyarakat di wilayah Subang bahwa di kegiatan ekonominya tingkat partisipasi masyarakatnya lebih besar jika ada atau terdapat imbalan yang nantinya diberikan.Â
Selain itu, tingkat partisipasi masyarakat Subang dalam kegiatan ekonomi akan jauh lebih tinggi jika kegiatan tersebut memiliki unsur kebudayaan yang telah lama berkembang di lingkup masyarakat Subang sendiri.
Selanjutnya, ditinjau dari segi kerjasama dan keterbukaan masyarakat, kedua wilayah memiliki karakteristik masyarakat yang sama. Dimana dari segi kerjasama mereka memiliki prinsip gotong royong yang kuat dalam menjalankan segala sesuatu hal, akan tetapi hanya terbatas pada kegiatan pertanian yang terkait di wilayah pertanian kedua wilayah studi kasus.Â
Kemudian, ditinjau dari keterbukaan sifat masyarakat, masyarakat di kedua wilayah studi keterbukaannya hanya terbatas pada pembahasan mengenai perkembangan sektor pertanian di wilayah mereka sendiri. Bahkan di wilayah Karawang sendiri, rasa komitmen yang diciptakan lambat laun mulai menurun.Â
Hal tersebut diakibatkan oleh adanya perubahan kondisi sosial yang ada di wilayah tersebut. Lain halnya dengan wilayah Subang yang memiliki keterikatan kegiatan serta pasrtisipasi masyarakat dalam hal gotong royong dan keterbukaan. Dimana mereka terikat dalam sebuah hubungan kebudayaan serta mampu menerapkannya, walaupun kembali hanya terbatas pada kegiatan pertanian saja.
Kemudian, ditinjau dari segi rasa saling peduli, masyarakat yang ada di wilayah Karawang bisa dibilang lebih condong kepada masyarakat dengan rasa sosialisme yang masih kurang, dimana rasa saling peduli di lingkup wilayah masyarakat Karawang hanya sebatas pada permaslahaan yang terjadi pada kegiatan pertanian serta biasanya yang terjadi pada masyarakat yang masih memiliki ikatan saudara.Â
Lain halnya dengan masyarakat di wilayah Subang, dimana memiliki rasa saling peduli terhadap masyarakat yang bermata pencaharian yang sama yang masih tinggi. Hal tersebut juga ditunjang dengan adanya budaya yang mengikat di wilayah Subang sendiri.Â