Mohon tunggu...
Diman Diman
Diman Diman Mohon Tunggu... -

Kerja didalam hutan, berusaha menggali potensi diri

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kafe Tanggap(an)

24 Februari 2010   16:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:45 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

[caption id="attachment_80935" align="alignleft" width="300" caption="Illustrasi/google"][/caption] Kalau boleh saya umpamakan, Kompasiana itu adalah komplek pertokoan modern yang sampai saat sekarang sudah di tempati oleh kurang lebih 16.000 orang. Itu artinya ada 16.000 Los atau petak. Dari sekian jumlah itu aneka macam barang yang ditawarkan. mulai dari suguhan politik sampai sex. Aktivitasnya pun 24 jam non stop ( kagak ada matinye... ) Uniknya yang belanja di komplek pertokoan itu justru orang - orang yang mendiami Los / petak itu sendiri, si A punya petak Politik karena dia merasa jenuh dengan politik yang itu - itu juga, belanja dia ke petak Hiburan. si B punya petak Sex yang mungkin merasa berdosa ( jangan marah ya Mbak ML yang cuaantiik ) coba - coba nyambangi petak yang menyediakan siraman rohani. Atau si C yang punya petak Puisi keluyuran ke tempat -tempat petak lain sekedar mencari Inspirasi. Wah...pokoknya rame deh di komplek pertokoan itu. saya juga punya petak dan barang yang saya tawarkan boleh dibilang beraneka rupa, tergantung suasana hati ( kagak punya pendirian he.he..he.. )  Syukurnya walau tak banyak yang belanja tapi lumayanlah ada aja yang mampir ke petak saya. Pernah juga sih Booming tapi itu cuma satu kali, nah inilah saya akhirnya mengetahui ternyata tak cuma petak yang bisa kita sediakan tapi juga Kafe ! saya namakan Kafe itu Kafe tanggapan. saya melirik ke petak tetangga, dan saya amati yang belanja ( yang baca ) katakanlah 100 orang tapi yang ngerumpi ( tanggapan ) bisa mencapai 200 orang di petak itu. asyiik juga... Bahkan saya perhatikan kalo malam hari puaanjaaaang bangeet diskusi mereka di kafe tanggapan milik tetangga saya itu.   Yang  punya  petak  mungkin sudah terlelap tidur tapi kafe nya ampun dah................... buka sampe pagi ! Saya atur strategi, coba tawarkan sesuatu yang kira - kira menarik perhatian mereka. Dass.. Jualan saya berhasil !( walau omzet tak memenuhi target )  saya amati terus, Wah kafe saya dipenuhi oleh mereka. Saling bersenda gurau, saling olok,  Hhmm nikmatnya dunia ini... Demikian sekelumit cerita komplek pertokoan di wilayah Negri Ngotjoleria , semoga kita sesama pemilik petak tidak saling berseteru apalagi bakar - bakaran petak. Salam Kompasiana,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun