Mohon tunggu...
dima zahra
dima zahra Mohon Tunggu... -

Mahasiswa S2 KARS 2014 FKM UI

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Yes, I am a Feminist*

14 Juni 2015   15:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:03 1284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti perempuan di negara Jepang, negara yang amat saya kagumi. Disana perempuan berusaha keras untuk sekolah setinggi-tingginya, tapi bukan untuk berkarier, untuk mendidik anak dengan harapan mereka akan metransfer segala ilmu yang mereka miliki demi menghasilkan generasi yang unggul. Bahkan pemerintahnya pun sangat mendukung pemikiran para kyioki mama ini (sebutan untuk wanita jepang yang sekolah sampai gelar master tapi lebih memilih di rumah.red).

Selain itu Ratu Rania dari kerajaan Jordania, mengatakan :

"You educate a woman, you educate a family
You educate a girl, you educate a future"

Dapat kita lihat, sangat menginspirasi sekali kedua kalimat yang saya kutip diatas. Terlihat betapa pentingnya arti pendidikan untuk perempuan.

Kandungan ibu adalah madrasah yang paling pertama untuk anak. Sebagaimana yang telah kita ketahui, ketika seorang ibu atau calon ibu mengandung setiap hari perutnya dielus dengan sayang sembari mengajak ngobrol sang janin yang akan menstimulus otak janin. Selain itu juga diperdengarkan suara sang ayah, bahkan tidak tanggung-tanggung banyak ibu-ibu yang sedang mengandung berhasil tamat Al-Qur'an karena mereka tahu bahwa pendidikan paling utama adalah dimulai dari Ibu.

Seorang Proffesor bernama Sydney Engelberg, dari Hebrew University of Jerusalem yang mengajar mahasiswa "veteran" di tingkat master memperbolehkan mahasiswa perempuannya untuk membawa balita bahkan untuk menyusuinya disela-sela pelajaran di kelas. Hal ini ia lakukan, karena Professor Sydney mengetahui dan menyadari betapa pentingnya pendidikan dan anak untuk seorang ibu :

"No mother should have to choose between a child and an education"

Superb! Super love the quotes! Sangat menginsipirasi.

Kapan ya Indonesia bisa seperti ini??

 

Menurut saya, modern woman adalah seorang perempuan yang bisa menempatkan dirinya not as superordinate nor subordinate, but as a partner. Yes, partnership.. prinsip yang suami dan saya anut dalam rumah tangga kami. Dimana kami akan melewati masa senang dan susah bersama, dimana kami akan selalu mendukung satu sama lain dalam setiap kondisi demi keselamatan dan kebaikan keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun