Hari ini matahari terlalu kejam menyengat kulitku, Pras.
Jalan berdebu yang kutempuh hari ini terlampau panjang.
Seolah tak menemui titik ujung.
Mesin meraung dan polusi mengudara dari knalpot kendaraan yang sedari tadi secara terpaksa harus merangkak lolos dari ranjau kemacetan.
Dengan kepala sedikit berdenyut kurelakan aroma sitrus dari parfumku dilahab habis oleh si asap knalpot.
Beginilah Pras, yang terjadi pada diri merana ini di kilometer 17.
Pras, kataku ini tak adil.
Atau memang aku yang egois.
Terus menerus menuntut temu untuk sebuah rindu yang tak halal.
Apakah hanya aku, Pras...yang merasa rindu ini perlu dilegalisasi.
Atau hanya aku kah yang memiliki rasa untuk segera termiliki?