Mohon tunggu...
Dilla JukhruPianisa
Dilla JukhruPianisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Seni

Realitas Sosial pada Pementasan Drama Gosip Warung Kopi

8 Juli 2023   14:00 Diperbarui: 8 Juli 2023   14:23 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tanggal 22 Juni 2023 sebuah pertunjukan drama berjudul Gosip Warung Kopi: Segalanya Butuh Uang! dipentaskan di Amphiteater BSD Kota Tangerang Selatan. Drama tersebut mengusung tema kehidupan sosial masyarakat sehari-hari. Alur dalam cerita dibuat dengan apik dan sederhana. Sehingga dapat diterima dan dicerna dengan baik oleh para penonton.

Dalam alur cerita yang dipentaskan secara mengalir menggunakan alur maju. Tidak ada kilas balik dalam alur ceritanya. Dalam drama ini para tokoh memegang karakter dan konflik ceritanya masing-masing. Konflik tersebut mendukung tema yang diusung.

Setiap babak memiliki tokoh muncul dengan konflik yang berbeda. Salah satu tokoh dengan konflik yang menonjol dalam pementasan drama Gosip Warung Kopi adalah Mamet. Seorang pemuda lulusan S1 dengan aksen khas Sundanya yang sedang berjuang mencari pekerjaan.

Namun kenyataan pahit harus dihadapinya. Pekerjaan yang ternyata tidak bisa didapatkan dengan mudah. Ia diminta uang sebesar 5 juta sebagai syarat untuk masuk ke dalam pekerjaan itu. Hal ini digambarkan pada penggalan dialog Mamet "Kemarin-kemarin juga saya sempet dapet panggilan kerja. Cuman ada syaratnya. Harus ada uang 5 Juta. Uang segitu dapet dari mana coba?". Pada dialog tersebut Mamet mendapati syarat apabila ingin masuk bekerja ke dalam sebuah perusahaan. Namun ia tidak mampu menyanggupinya karena keterbatasan biaya, ia dengan berat hati melepaskan tawaran dan syarat perusahaan tersebut.

Fenomena sosial ini banyak ditemukan dan dialami oleh masyarakat yang sedang mencari pekerjaan. Masyarakat seringkali dianggap sebagai bahan untuk mencari kesempatan oknum-oknum tertentu dalam mencari keuntungan. Dengan memanfaatkan orang-orang yang sedang kesusahan dalam mencari pekerjaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun