Menulis merupakan sebuah kegiatan yang bisa dijadikan sebagai ladang mencari uang. Telah banyak orang yang telah membuktikan bahwa menulis bisa dijadikan sebagai profesi yang menjanjikan.
Jika menulis sudah menjadi pekerjaan, tentu Anda akan lebih sering menghabiskan waktu dengan laptop dan buku-buku. Tidak jarang, menulis sangat terasa menjenuhkan karena dalam hal ini yang bekerja bukan hanya tangan dan mata, namun juga otak.
Bahkan bisa dibilang, otak menjadi modal utama dalam merangkai kata menjadi satu kesatuan tulisan yang utuh.Lalu, bagaimana jika otak menjadi buntu dan tidak bisa diajak berkompromi dalam menghasilkan karya tulis?
Hal ini sering terjadi pada banyak penulis. Setiap penulis pun memiliki caranya masing-masing untuk lepas dari penatnya.
Maklum saja, jika setiap hari hanya berkutat dengan laptop dan buku-buku, maka hal ini sangat rentan membuat penulis merasa stress dengan rutinitas yang itu-itu saja.
Oleh karenanya, penting sekali bagi penulis untuk mencari kegiatan yang bisa dijadikan selingan untuk meredam stres. Saya sendiri sebagai penulis lepas juga tidak bisa menghindar dari rasa jenuh dan stress akibat kegiatan rutin yang berlangsung terlalu lama.
Apalagi di masa pandemi ini, saya lebih sering menghabiskan waktu di rumah untuk menulis (karena memang itu pekerjaan utama saya). Namun, bukan berarti setiap hari saya merasa stress karena harus selalu menulis. Terkadang, justru menulis menjadi sebuah kegiatan self healing untuk saya.
Saya cenderung merasa stress di saat-saat tertentu saja. Misalnya, ketika selama berhari-hari tidak keluar rumah, entah untuk nongkrong, bertemu dengan orang lain, atau yang lainnya. Intinya, rasa jenuh saya muncul ketika saya tidak pernah ke mana-mana dalam jangka waktu yang lama dan hanya meluang sebagian besar waktu saya di depan laptop.
Cara Menghilangkan Stres Akibat Menulis
Seperti yang telah saya jelaskan di atas, bahwa setiap orang memiliki caranya masing-masing untuk menghadapi rasa jenuh atau stress karena menulis, begitu juga dengan saya.