Bagiku, yang namanya manusia tidak akan pernah memiliki rasa puas. Apapun yang mereka pikir sesuatu yang berharga, maka mereka akan selalu mencari dan mengumpulkannya. Bagiku, harta yang paling berharga adalah pengetahuan. Tidak heran jika aku selalu, mencari, mencari dan mencari. Lalu menimbunnya. Seperti halnya harta duniawi.
Orang-orang bekerja siang-malam. Berharap mengumpulkan pundi-pundi rupiah, emas dan berbagai kemewahan lainnya. Mereka akan terus mencari, bahkan mereka tak punya rasa bosan akan hal itu. Aku pun seperti itu. Karena aku menganggap pengetahuan adalah harta berharga, Maka aku selalu mencarinya. Di manapun, di tempat yang mampu ku tempuh. Selama aku sanggup, aku akan mendapatkan apa yang aku inginkan.
Aku tidak pernah puas dengan apa yang aku dapat. Aku selalu merasa haus akan ilmu dan pengetahuan. Aku mencarinya di buku-buku lamaku, di tumpukan ebook gratis, di majalah-majalah kampus, di jurnal-jurnal online, di dalam seminar-seminar, di dalam drama-drama, di dalam film-film, di perpustakaan konvensional hingga perpustakaan digital.
Jika kupikir-pikir aku sebenarnya tak perlu-perlu amat kuliah. Sebab aku lebih terdorong untuk mencari ilmu di luar studi ilmuku; Ilmu perpustakaan. Ya, memang aku juga banyak membaca literatur tentang ilmu di jurusan yang kutempuh. Namun aku juga berusaha untuk membaca literatur di luar disiplin ilmuku.
Selain itu, aku juga memiliki alasan yang kuat untuk kuliah. Karena memang aku harus, Dan dari awal aku merasa kalau berkuliah adalah takdirku. Jadi, aku mencoba menuruti kata hati. Meski sempat berkali-kali ditentang orangtua, tapi aku tetap pada pendirianku. Aku harus kuliah. Jika pun aku tidak kuliah, mungkin saja aku masih bisa belajar otodidak, akan tetapi mungkin saja lingkunnganku sudah tidak mendukung kegiatanku.
Kau tahu? Semangat orang-orang disekitarmu juga akan memengaruhi hidupmu. Jika kau dikelilingi orang-orang yang gemar mencari ilmu, maka semangat itu akan juga menular pada dirimu. Kurasa itu juga termasuk alasan terbesarku untuk menimba ilmu di bangku perkuliahan.
Sejujurnya aku sangat mencintai sastra. Bahkan sebelum aku berada di jurusanku yang sekarang, aku pernah berkali-kali mendaftar jurusan sastra asing, namun tidak ada yang diterima, hehe.
Tak apa. aku bersyukur sudah berada di tempatku yang sekarang ini. Sastra tidak akan jauh-jauh dari perpustakaan, dan perpustakaan tidak akan jauh-jauh dari sastra. Kita harus percaya, bahwa Tuhan memang tahu apa yang benar-benar terbaik untuk diri kita. Lagi pula, aku bisa belajar sastra secara otodidak. Aku bisa membaca karya sastra apapun yang kumau.
Aku berharap, dengan pengetahuan yang kucari selama ini, aku dapat hidup sejahtera suatu saat nanti. Aku percaya ilmu adalah cahaya yang mengantarkan kita menuju nasib yang lebih baik.
Apapun ilmu itu, jika dimanfaatkan sebaik mungkin maka ilmu itu akan melindungi kita dari kekhawatiran-kekhawatiran yang tidak ada batasnya. Karena manusia tidak akan pernah luput dari rasa khawatir. Maka dengan memperkaya ilmu, kita tidak akan diperbudak rasa kekhawatiran, Apapun itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H