Sabtu, 3 Agustus 04.00-04.30, Bapak Yuslam Fauzi, Dirut Bank Syariah Mandiri membahas pembicaraan menarik seputar ukhuwwah (persaudaraan). Satu hal yang disoroti ialah penyebab pecahnya semangat persaudaraan. Pemecah persaudaraan ialah bersemayamnya anggapan atau perasaan 'ana khairan minhu.' - "Aku lebih baik daripada dia." Bapak Yuslam mengisahkan bagaimana penampakan lahiriah keagamaan yang menakjubkan tidak menjamin ketepatan keberagamaan yang sesungguhnya. Kesungguhan lahiriah dalam beragama bila melupakan taqwa akan menjadi penyebab perpecahan. Perasaan/anggapan dan bersimaharajalelanya 'ana khairan minhu' telah merusak ketakwaan diri. Mempelajari Abdur Rahman ibn Muljam tentu akan mengejutkan bahwa ternyata dia seorang qaimul lail (rajin ibadah malam), shaimun nahaar (rajin berpuasa siang hari), bahkan penghapal kitab suci Al-Quran. Ibnu Muljam adalah pembunuh Khalifah ke-4, Sayyidina Ali bin Abi Talib. Perasaan lebih baik, merasa suci dalam diri, dalam kelompok, memicu pandangan underestimate kepada orang lain. Perasaan ini akan memacu setanisasi sang liyan, selanjutnya penghancuran sang liyan (the others). Na'udzu billaahi min dzaalik (kita berlindung kepada Allah dr hal-hal demikian). Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H