Mohon tunggu...
Dila Sofiana
Dila Sofiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Anak pertama yang tinggal jauh dari orang tua sejak dini, suka akan hal baru dan gemar berkreasi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Viral Pandemi 2.0 akan Terjadi pada September 2023?

13 September 2023   23:27 Diperbarui: 13 September 2023   23:37 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah ketidakpastian yang masih merayap, suara-suara mengenai kemungkinan lockdown pada September 2023 mulai terdengar. Isu ini menimbulkan gelombang perbincangan luas di kalangan masyarakat, pakar, dan pemerhati situasi global. Pada saat yang sama, berbagai spekulasi dan pertanyaan muncul: Apakah kita benar-benar akan menghadapi gelombang baru lockdown? Apa dasar permasalahan ini? Bagaimana dampaknya terhadap masyarakat, perekonomian dan kehidupan kita sehari-hari?

Isu beredar yang berasal dari sebuah postingan twitter yang membuat masyarakat heboh dan gempar akan berita itu, bagaimana tidak? wanita yang mengaku sebagai ahli epidemiologi molekuler dan praktisi makanan kesehatan tersebut mengatakan pandemi 2.0 akan terjadi di tahun ini. ia menyatakan bahwasanya pandemi 2.0 yang dijadwalkan akan terjadi di tahun 2025 kini dimajukan bukan di tahun 2024 melainkan dimajukan ke tahun 2023.


Dokter Tifa menyampaikan jika dalam waktu dekat, satu dua bulan kedepan akan kembali diterapkannya peraturan Lockdown,Work From Home (WFH),vaksin massal dan wajib menggunakan masker, dan masyarkat diharap untuk tidak protes dan patuh, alasan utama aturan itu diadakan kembali yakni karena polusi udara.

Dilansir dari laman Wartakotalive.com, ia menyarankan Masyarakat agar meningkatkan imunitas dengan baik seperti metode yang pernah ia berikan di postingan Twitter sebelumnya.

Namun Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Adib Khumaidi menanggapi hal tersebut. Ia menyarankan agar masyarakat untuk mempercayai informasi dari referensi atau sumber yang terpercaya.


"Kita tidak melihat satu dasar konteks misalnya ini ada informasi-informasi yang belum ada dasar-dasar ilmiah. Jadi kami ingin mengimbau masyarakat mencari referensi terkait dengan problematika kesehatan jadi referensi dari masyarakat kesehatan yang itu menjadi referensi utama, misalnya Ikatan Dokter Indonesia (IDI) atau dari perhimpunan dokter spesialis, itu ada informasi yang berasal yang kita dari lingkup global," ucapnya, dilansir dari detikHealth pada hari Jumat tanggal 8 september 2023.

isu-isu ini perlu diperiksa dan dikonfirmasi dengan data dan pernyataan resmi dari pemerintah atau lembaga kesehatan yang terkait. Ketidakpastian tetap ada dalam menghadapi pandemi, dan penting untuk memahami bahwa rencana dan kebijakan bisa berubah seiring waktu berdasarkan perkembangan terbaru. Oleh karena itu, penting untuk mendapatkan informasi yang sah dan terpercaya dan tetap waspada terhadap rumor dan spekulasi.

Namun dengan beredarnya isu tersebut disarankan kepada masyarakat untuk tetep siaga dan flesibel

Situasi pandemi COVID-19 telah mengajarkan kita bahwa perkiraan masa depan seringkali sulit diprediksi. Oleh karena itu, persiapan dan fleksibilitas menjadi kunci dalam menghadapi kemungkinan lockdown. Seperti yang telah kita saksikan sepanjang pandemi, perubahan dalam penyebaran virus, munculnya varian baru, dan faktor-faktor lain dapat memicu kebijakan yang berubah-ubah. Masyarakat, bisnis, dan pemerintah perlu terus memperbarui rencana dan strategi mereka untuk mengatasi situasi yang berubah-ubah ini.

salah satu dampak dari lockdown juga yakni Lockdown dapat membantu mengendalikan penyebaran virus, tetapi juga dapat berdampak negatif pada bisnis, lapangan kerja, dan kesejahteraan sosial. Oleh karena itu, pemerintah harus berusaha untuk menemukan solusi yang seimbang, seperti mengimplementasikan langkah-langkah pengendalian yang lebih cermat dan menawarkan dukungan finansial kepada sektor-sektor yang terdampak. Oleh karena itu masyarakat harus menjaga keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi agar tetap aman apabila lockdown melanda.
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun