Mohon tunggu...
Dila Nur Fadhilah
Dila Nur Fadhilah Mohon Tunggu... Consultant, Freelancer -

Hey, My name is Dila. welcome to my kompasiana blog. Hope you can enjoy it. feel free to write any comments below, and tell me what comes into your mind! For more amazing article, visit http://kata-dila.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tenang, Saya Tahu Rasanya Jadi Orang Bodoh..

20 Desember 2016   21:30 Diperbarui: 20 Desember 2016   21:32 3301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada pepatah yang mengatakan “jangan jadi terlalu bodoh, kamu akan dihina. Jangan jadi terlalu pintar, kamu akan dimusuhi”. Pepatah tersebut mungkin tidak sepenuhnya benar. Namun saya merasa bahwa pepatah tersebut juga tidak sepenuhnya salah.

Ketika kamu adalah orang yang bodoh, kamu mungkin akan mendapat banyak perlakukan tidak menyenangkan dan hasil ujian sekolah yang buruk. Orang tua-mu menganggap kamu tidak serius sekolah, guru-mu menganggap kamu malas, dan teman-temanmu menganggap kamu tidak selevel dengan mereka.

Ya, saya pernah merasakan itu semua.

Sewaktu masih kecil, kemampuan belajar saya lebih lambat dari anak-anak lain pada umumnya. Setidaknya, jika dibandingkan dengan adik saya sendiri. Saya kesulitan belajar membaca dan menulis, lambat menerima informasi, dan sulit membedakan hal-hal yang mirip. Ya, saya adalah salah satu anak yang terlahir disleksia.

Disleksia berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “kesulitan memahami kata-kata”. Jenisnya ada bermacam-macam dengan tingkat yang juga bermacam-macam. Meskipun kesulitan dalam belajar, pengidap disleksia sebenarnya bukanlah orang dengan IQ rendah. Sebaliknya, banyak pengidap disleksia yang memiliki IQ diatas rata-rata. Namun karena cara mereka memahami informasi berbeda dengan orang pada umumnya, seringkali mereka dianggap bodoh dan malas karena tidak paham dengan apa yang diajarkan disekolah.

Sulit mengikuti pelajaran di sekolah membuat saya menjadi anak yang sangat nakal. Saya pernah mencoba kabur dari sekolah, mengamuk dikelas , dan memukul guru-guru saya saat di sekolah. Alasannya? Karena saya tidak paham dengan apa yang diajarkan disana. Sebenarnya saya selalu mencoba untuk fokus dan serius dalam belajar. Tapi entahlah, saya merasa minder ketika tahu bahwa teman-teman saya yang lain sangat pintar dan mampu memahami apa yang disampaikan guru dengan mudah, tapi saya tidak.

Saya sangat benci sekolah.

Saya sering dipukul guru karena tidak bisa menjawab pertanyaannya. Guru saya menganggap saya malas, dan menganggap bahwa saya adalah orang yang gagal dan mungkin tidak akan bisa jadi orang yang sukses serta tidak bisa meraih apapun dimasa depan. Padahal saya selalu berusaha keras ketika belajar. Saya juga pernah mendapat peringkat 36 dari 39 siswa di kelas. Setidaknya saya masih bersyukur bukan jadi yang paling buruk. Saya sering dapat nilai nol saat ujian matematika, sehingga saya selalu keringat dingin dan gemetar kalau harus dirsuruh menunjukkan hasil ujian kepada orang tua. Jadi, kalau kamu mengalami apa yang saya alami, tenang saja, kamu tidak sendirian. Kamu juga bukan orang gagal yang terlahir dengan kemalangan.

Terlahir dalam lingkungan yang menganggap saya orang bodoh justru menjadi pemacu semangat tersendiri bagi saya. Untungnya saya tidak berlarut-larut dalam kemalangan dan menyerah pada takdir begitu saja. Saya berusaha untuk segera bangkit agar bisa membuktikan pada orang-orang yang dulu pernah merendahkan saya, bahwa saya tidak seperti apa yang mereka bayangkan.

Tahukah kamu bahwa tubuh manusia mempuanyai daya adaptasi yang luar biasa! Tidak percaya? Sekarang coba saya bertanya, apakah kamu bisa berlari selama 1 jam non stop? Mungkin saat ini kamu menjawab, “tidak bisa”. Sewaktu saya bergabung dengan klub Tae-kwon-do di SMA dulu, salah satu syarat untuk bisa mengikuti ujian kenaikan tingkat adalah harus bisa berlari selama satu jam. Saya juga punya pikiran bahwa mustahil saya bisa berlari selama 1 jam. Namun setelah saya berlatih dan membuat target, ajaibnya saya mampu untuk melakukannya! Setelah itu saya berfikir, kalau hal ini berhasil bagi tubuh saya, mungkin ini juga akan berhasil bagi otak saya.

Saya “memerintahkan” pikiran saya agar bisa memahami informasi dengan baik. Saya tidak akan memaafkan otak saya kalau saya tidak bisa memahami pelajaran disekolah. Sehingga saya melatih dan memaksa diri ini agar, bagaimanapun caranya, saya harus bisa memahami pelajaran dengan baik. Misalnya begini, kalau orang biasa hanya perlu membaca tulisan satu kali agar paham, saya mungkin harus baca tiga sampai empat kali baru bisa sepenuhnya paham.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun