Upacara pembukaan karo dilakukan pada Kamis 3 September 2020 di Balai Desa Tosari yang berlangsung mulai pukul 10.00 WIB. Pada perayaan karo tahun ini berbeda dengan perayaan karo di tahun-tahun sebelumnya karena pandemic virus covid-19 yang masih berlangsung sehingga setiap masyarakat yang berpartisipasi diwajibkan untuk memakai masker.Â
Dalam situasi yang seperti ini salah seorang tokoh adat atau biasa disebut dengan dukun yang memandu jalannya upacara berharap agar segala penyakit dan bencana  cepat berlalu.
Perayaan karo dilakukan oleh masyarakat suku tengger setiap tahunnya. Perayaan karo diawali dengan ritual tarian yang bernama tari sodoran. Tari ini merupakan lambang lahirnya manusia di muka bumi.Â
Karo sendiri memiliki makna dua yang mana segala hal dimuka bumi ini selalu berpasangan seperti adanya hidup dan mati, siang dan malam, panas dan dingin, laki-laki dan perempuan. Untuk itu masyarakat suku tengger percaya bahwa untuk menciptakan keharmonisan perlu menjaga keselarasan dua hal tersebut.
Sebelum masuk mereka diarahkan oleh petugas untuk mencuci tangan serta mengenakan masker. Tempat duduk yang disediakan dibalai desapun telah ditata berjarak anatara satu kursi dengan kursi yang lainnya.Â
Selain penari, setiap tamu maupun warga yang memasuki balai desa juga diarahkan oleh petugas untuk mencuci tangan terlebih dahulu dan mengenakan masker.Â
Upacara pembukaan berlangsung cukup kondusif yang diawali dengan sambutan-sambutan, pembacaan mantra oleh dukun, dan selanjunya adalah penampilan tari sodoran.Â
Tarian ini diirngi oleh musik gamelan jawa yang dimainkan oleh beberapa warga. Terdapat kurang lebih 15 kelompok penari yang mewakili desanya masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H