Mohon tunggu...
Dila Fadila
Dila Fadila Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hidup sungguh sederhana, yang hebat hanya tafsirannya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Masyarakat Suku Tengger Rayakan Karo Sesuai Protokol Kesehatan di Balai Desa Tosari

5 September 2020   18:00 Diperbarui: 5 September 2020   18:11 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembagian Masker Kepada Pengunjung Oleh Petugas | dokpri

Upacara pembukaan karo dilakukan pada Kamis 3 September 2020 di Balai Desa Tosari yang berlangsung mulai pukul 10.00 WIB. Pada perayaan karo tahun ini berbeda dengan perayaan karo di tahun-tahun sebelumnya karena pandemic virus covid-19 yang masih berlangsung sehingga setiap masyarakat yang berpartisipasi diwajibkan untuk memakai masker. 

Dalam situasi yang seperti ini salah seorang tokoh adat atau biasa disebut dengan dukun yang memandu jalannya upacara berharap agar segala penyakit dan bencana  cepat berlalu.

Perayaan karo dilakukan oleh masyarakat suku tengger setiap tahunnya. Perayaan karo diawali dengan ritual tarian yang bernama tari sodoran. Tari ini merupakan lambang lahirnya manusia di muka bumi. 

Karo sendiri memiliki makna dua yang mana segala hal dimuka bumi ini selalu berpasangan seperti adanya hidup dan mati, siang dan malam, panas dan dingin, laki-laki dan perempuan. Untuk itu masyarakat suku tengger percaya bahwa untuk menciptakan keharmonisan perlu menjaga keselarasan dua hal tersebut.

dokpri
dokpri
Pelaksanaan upacara pembukaan karo tahun ini berlangsung sesuai dengan protokol kesehatan. Setiap penari sodoran yang dikirm dari setiap desa akan berkumpul di dalam balai desa secara bergantian. 

Sebelum masuk mereka diarahkan oleh petugas untuk mencuci tangan serta mengenakan masker. Tempat duduk yang disediakan dibalai desapun telah ditata berjarak anatara satu kursi dengan kursi yang lainnya. 

Selain penari, setiap tamu maupun warga yang memasuki balai desa juga diarahkan oleh petugas untuk mencuci tangan terlebih dahulu dan mengenakan masker. 

Upacara pembukaan berlangsung cukup kondusif yang diawali dengan sambutan-sambutan, pembacaan mantra oleh dukun, dan selanjunya adalah penampilan tari sodoran. 

Tarian ini diirngi oleh musik gamelan jawa yang dimainkan oleh beberapa warga. Terdapat kurang lebih 15 kelompok penari yang mewakili desanya masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun