Hujan telah berhenti detik ini
Awan merajuk, naik ke atas rimba
Sepoi angin kembali membelai-belai
Ombakpun menerjang, beradu dengan angin, menghasilkan dentuman
Kumaknai ke’aku’anku sebagai pesan
Atas tulisan-tulisan yang kau isyaratkan
Kuberi arti kerinduanku sebagai peringatan
Atas besarnya tekadmu tentang pertemuan
Wahai lelaki yang bersemayam dalam mimpi
Lepaskanlah lelahmu, seka peluhmu
Sejenak engkau perlu menerima yang telah berakhir
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!