Mohon tunggu...
Dila AyuArioksa
Dila AyuArioksa Mohon Tunggu... Seniman - Motto Lucidity and Courage

Seni dalam mengetahui, adalah tahu apa yang diabaikan -Rumi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kau Anggap Hidung, Rumahku Buntu

1 September 2024   13:52 Diperbarui: 1 September 2024   13:54 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Warisan tua itu sudah kau jual

Kuningan emas melingkar didada

Keturunanmu punah katamu

Padahal didarah cucumu

Mengalir darahmu jua

Manusia bergelut  dengan nafsu

Buta karena kilauan

Malang pikirannya yang menipu

Dirimu makin rengkuh

Ternak peliharaan satu persatu

Menjadi batu tak bernyawa

Kau lempar bangkai itu

Ditempat lain

Agar hidungmu tak mecium aroma binal

Kau anggap hidung  isi rumahku buntu

Sungguh, dia nenekku

Semoga orangtua ku mampu

Untuk  membayar segala tagihan

Karena ulah nenek.ku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun