Jalanan kembali dipenuhi sesak
Kaki yang berjalan
Kendaraan yang berpacu dengan waktu dan sumbu kehidupan
Wajahku masih kusam
Polusi makin menggumpal
Pohon-pohon kota yang berdiri tegak
Berharap minum seteguk air dari petugas tanaman
Apalagi aku dehidrasi sampai memuncak
Kota ini panas
Mendung sesekali kujumpai
Namun, berbekas dengan genangan setinggi dada
Apes tak berkesudahan
Anak-anak berenang di genangan
Mak-mak berteriak memanggil sang anak
Bapak-bapak mencari cara untuk menghalau genangan
Kasur buluk makin tepos
Semua amburadul
Motorku rusak, terbenam dan berenang
Manisnya kehidupan masih kubagi dengan kepahitan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H