Menggerogoti perut si miskin
Si lapar sudah dua hari
Makan angin
Alhasil perutnya kembung
Tapi lambungnya masih bolong
Dia memandangi si lahap makan dengan brutal di sebuah kafe ternama di Jakarta
Si lapar yang kutemui masih duduk dibawah pohon lindung jalan raya dan lima langkah dari  si lapar
Kudapati bangunan tinggi menjulang ke langit kelabu
Hari ini, si lapar mendapat kabar
Bahwa si lahap telah menggerogoti isi perut si lapar kesekian kalinya
Mereka  si lahap mengobrak abrik perut si lapar, seperti manusia zombi
Hingga si lapar mati digrogoti si Lahap
Si Lahap yang kaya dan berdasi
Hobinya orasi tapi isi otaknya tong besi
Sedang tertawa komat kamit dibalik layar TV ku pagi ini
Namun, Â berseragam oren dan bertulisan Korupsi
Oh, malang nasib si lapar yang tiap hari berhalusinasi
Bisa makan ayam goreng bernasi
Kita sudahi, cerita komedi tragis ini
Dengan do'a panjang untuk si lapar yang baru saja di kafani
(Kebayoran Lama, Gang Pintu Air)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H