Pecundang yang ditangisi Sudirman
Inilah ceritaku
Menatapmu hingga senja merajut bulan
Aku berdiri di sudut jalan berirama bising roda
Kau berdiri gagah di tengah jalan Dukuh Atas
Satu tangan hormat dengan mata terbuka menatap kota buas
Hari ini, 10 November
Aku dengan kesadaran menjumpai  ragamu Sang Anumerta
Yang telah membatu di daratan dan melebur dalam perut bumi
Namun jiwamu harum bak bunga melati keabadian
Hari ini, kau jangan bersedih
Jikalau, penjara kota ini telah menjadi saksi
Bahwa aku tak saling mengenal satu generasi
Yang manusianya tak bisa mengolah emosi dan  terlalu royal basa basi
Jendral Soedirman, kau jangan marah
Manusia  manja ini terlalu sibuk mengurusi perutnya kosong
Saku yang bolong, hingga anjing bulldog yang melolong
Oh, senja yang telah menjadi penonton alur ironi
Sekarang kekuasaan telah menyerangku bak peluru
Kujubahi wajahku karena ditampar malu
Kututup  lubang telingaku yang makin pilu
"Di sini, aku hanya pecundang bukan pejuang"
Jakarta Pusat, 18 November 2020